Cerita Persahabatan Mamalia dengan Manusia dari Perairan Pantai Mali di Alor
wartaevent.com – Jakarta. Masih ingat cerita pria 70 tahun dari Brazil, Joao Pereira de Souza yang menyelamatkan seekor burung penguin yang terdampar di pantai dekat rumahnya pada Maret tahun 2011 lalu. Yang pada akhirnya burung Pinguin asal Patagonia kini bersahabat dengan Paolo.
Kisah nyata ini pun terjadi di Indonesia, di Perairan Pantai Malur, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Onesimus La’a, bersahabat dengan dua ekor mamalia laut jantan dengan nama ilmiah Dugong. Di Alor, hewan herbivora pemakan lamun ini dipanggil Mawar.
Alkisah bermula, ketika Onesimus La’ala, atau akrab disapa dengan One ini suatu sore usai menanam pohon bakau di pesisir pantai Pulau Sika. Yakni salah satu pulau tak berpenghuni di daerah timur laut Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) sejak tahun 1999.
Ketika One hendak mengambil mengambil perahu dan ingin kembali kedaratan. One melihat dua ekor Dugong berenang tak jauh dari perahunya. Seekor Dugong berenang di depan perahu dan satu lagi berenang di belakang perahu. Dua Dugong ini mengantar One hingga pantai Mali.
Keesokan harinya saat One kembali dari Sika, dua Dugong tersebut kembali mengantarnya. “Hari ketiga, saya kasih lepas jangkar perahu dan tunggu. Dua ekor dugong itu muncul lalu saya mengulurkan tangan dan keduanya mencium tangan saya. Dari situ naluri Dugong masuk dalam pribadi saya,” One berkisah.
Persahabatan One dan Mawar pun kian menakjubkan. One mempunyai cara tersendiri untuk memanggil Mawar, manakala One ingin mengenalkan tamunya yang datang dari luar Alor. “Bu lamoli go, mao, hao. Oooo War, Mawar cepat kesini ooo war, ada tamu dari Jakarta ni ooo,” begitu cara One memanggil Mawar yang hidup di Perairan Pantai Mali, tak jauh dari Bandar Udara Mali, Alor.
Usai memanggil Mawar serta secara perlahan mematikan deru mesin perahu klotok yang One kemudikan. Mamalia tersebut memunculkan tumbuh besarnya sambil menyemburkan air ke permukaan laut dan berenang mengelilingi perahu selama 7 hingga 10 menit.
Kisah nyata persahabatan ini pun sekarang menjadi salah satu atraksi wisata di Kabupaten Alor. One mengaku ini sebagai berkah tersendiri. Pasalnya, Alor akan dikunjungi wisatawan baik manca negara maupun nusantara. Meski demikian, One berharap ke pemerintah harus menjaga keberlangsungan hidup Mawar. “Konservasi harus tetap jadi prioritas,” tegas One.
Gayung pun bersambut. Untuk menjaga kelestarian Mawar, pemerintah Kabupaten Alor telah menerbitkan suatu peraturan jika ingin bertemu Mawar yang tertian dalam Peraturan Bupati Kabupaten Alor No. 7/2018. Dalam Perbub tercatat hal-hal yang boleh dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan bagi wisatawan saat ingin melihat dugong berjenis kelamin jantan itu.
Pertama, pengunjung tidak boleh berenang atau menyelam dihabitat Dugong, lalu menceburkan anggota badan ke dalam air, memegang, memberi makan, mengganggu atau membuat gaduh, dan membuang sampah di pesisir pantai sepanjang perjalanan menuju habitat.
Selanjutnya, untuk mengamati Dugong, durasi pengamatan di lokasi maksimal hanya 30 menit. Waktu kunjungan dimulai pukul 09:00 hingga 15:00 waktu setempat. Jumlah kunjungan maksimal 2 kali dalam satu minggu atau maksimal 16 orang per minggu serta beberapa peraturan tertulis lainnya.
Namun, wisatawan masih diperbolehkan untuk merekam dan memasukan action camera dengan tongkat ke dalam air saat Mawar mendekat ke perahu yang ditumpangi. “Kalo berenang tidak boleh, Namun bila ingin berenang atau menyelam dengan Mawar harus izin dahulu keperluannya untuk apa dan ada persyaratan khusus yang harus dipenuhi. Dan harus tetap saya dampingi, sebab dugong ini sifatnya cepat tersinggung dan marah bila merasa terganggu,” katanya.
One berpesan, masyarakat Alor dan wisatawan yang datang untuk sama-sama menjaga kelestarian alam dengan segala isinya yang sudah diberikan Tuhan. “Mari sama-sama jaga kelestarian alam. Baik di Alor atau ditempat lain di Indonesia. Agar anak cucu kita bisa ikut merasakan,” pungkas One.
Untuk menjelajahi keindahan Pulau Alor kini semakin mudah. Beragam platform digital dan market place perjalanan wisata sudah banyak. Tak hanya itu, banyak tour operator hingga open trip yang mendisplay harga paket, berapa lama akan eksplorasi dan lain sebagainya. Platform digital perjalanan ini pun dapat di unduh di appstore dan playstore.
Jika ingin mendapatkan info perjalanan lebih detail lebih baik langsung mengakses kanal informasi tour operator dan open trip. Dalam kanal tersebut telah dijelaskan kisaran harga, destinasi mana saja, akomodasi, transportasi dan lainnya. Cuma, kebanyakan tour operator dan open trip memberikan harga ketika wisatawan telah mendarat di Bandara Mali, Kabupaten Alor. Harga tidak termasuk tiket pesawat dari originasi wisatawan.
Untuk ke Alor, mayoritas pesawat harus transit terlebih dahulu di Bandara Eltari, Kupang. Untuk kemudian dilanjutkan lagi dengan pesawat yang lebih kecil atau mafhum disebut peswat bombardier. Dari Jakarta ke Kupang, ada pesawat Garuda, Batik Air dan Lion Air. Mayoritas market place menjual tiket pesawat tersebut.
Di akhir perbincangan, One, menyarankan ke para wisatawan, bahwa waktu terbaik untuk melihat Mawar adalah di Akhir Bulan September hingga Awal Oktober. Karena angin laut sudah tidak kencang, dan airnya pun jernih. [*/Photo by_Pineng]