Hindari Membuat Konten Berbau SARA Atau Ujaran Kebencian
WARTAEVENT.COM, Kab. Tuban – Internet memberikan kemudahan yang tanpa batas kepada para penggunanya. Namun apakah kemudahan tersebut digunakan penggunanya denga naman, kreatif dan positif. Hal ini yang masih harus ditingkatkan salah satunya dengan literasi terus menerus.
Literasi akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi itu sendiri. Seperti bertambahnya media sosial baru harus dimaknai dengan kemampuan mengadaptasi yang juga cepat dan cakap. Kita juga harus memahami dan mengetahui hukum dan peraturan yang memayungi kehidupan cyber di suatu negara.
Hal-hal di dunia digital yang tak bisa kita hindari adalah munculnya berbagai macam platform atau media sosial, dengan itu pertukaran budaya dan tren terkirim dari dunia fashion, musik, gaya hidup, teknologi, bisnis baik dalam negeri ataupun luar negeri pun terus maju. Seharusnya ini semua bisa menjadi ide konten kreatif.
Ide kreatif ini ada dua macam. Pertama kreatif – positif contohnya seperti kreatif brand campaign, tunjuk bakat, komedi, social movement, hobi dan gaya hidup. Kedua adalah kreatif – negatif yaitu semua karya yang dibuat dengan cara plagiat, konten yang dibuat dengan sengaja untuk mendeskreditkan orang lain, konten yang melakukan glorifikasi atas kegiatan negatif dan membuat miskonsepsi. Kedua jenis konten ini banyak banget bertebaran. Kita mau jadi pembuat konten yang mana,” ujar Veira Dwi Novrima, Social Media Strategist at Eventori dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021).
Veira juga menyarankan agar kita update terus tentunya dengan konten positif. Memulai membuat media sosial baru yang sedang viral bisa mengikatkan kreativitas dan tantangan baru. Yang penting hindari membuat konten yang sensitif, SARA ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik.
Seperti saat ini ketika Instagram mengeluarkan fitur baru yaitu Reels yang mirip sekali dengan TikTok. Tentunya ini menjadi pro dan kontra. Namun mau tidak mau kita akan berjalan mengikuti upgrade.
“Ketika kita sudah menentukan platform apa yang akan kita pakai, konsisten saja ikut. Saat media sosial network melakukan upgrade fitur baru, mau nggak mau kita harus mengikuti biar marketnya dapat mengikuti juga. Untuk mengejar engagement dan impression,” jelasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Dadi Krismatono (Head Director of Digital Media & Founder Opapaci Strategic), Satya Yozi Saputra (YouTube Host ZonaKorea & Ngasal), Darwin Tenironama, SST.Par,MM (Managing Director IMS Hospitallity management consulting & Lecturer Binus), dan Key Opinion Leader Anim Yahya.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.