Seni Latte Art Starbucks 2025: Antara Ketepatan dan Emosi
WARTAEVENT.com – Jakarta. Di balik aroma kopi yang memenuhi ruang Starbucks Kuningan City, Jakarta, pada 16 Oktober 2025 lalu, ada denyut antusiasme dan detak gugup yang menyatu.
Bukan pelanggan biasa yang beradu cangkir hari itu, melainkan para barista terbaik Starbucks Indonesia yang bertarung dalam Grand Final Starbucks Latte Art Championship (SLAC) 2025 — ajang bergengsi yang tak sekadar mencari juara, tapi juga merayakan semangat, ketekunan, dan kecintaan pada kopi.
Baca Juga : Starbucks Pecahkan Rekor MURI Lewat Kelas Latte Art Serentak
Perjalanan mereka tidak singkat. Sejak bulan Mei 2025, lebih dari 550 barista dari seluruh Indonesia mengikuti tahap penyisihan — satu perwakilan dari setiap gerai Starbucks.

Dari Aceh hingga Papua, tiap cangkir yang disajikan adalah ekspresi pribadi: bagaimana mereka memahami keseimbangan antara rasa, busa, dan estetika. Setelah melewati babak regional, hanya sembilan finalis yang berhak tampil di babak grand final.
Nama-nama seperti Fadhlan Gumilang (Jakarta), Adhe Dwi Prastyo (Bekasi), Yehezkiel Zefanya (Surabaya), hingga Gusti Ngurah Sukma Putra (Bali) menandai bahwa bakat tidak hanya tumbuh di kota besar, melainkan di setiap sudut negeri. Mereka datang membawa teknik khas, gaya personal, dan cerita di balik apron masing-masing.
Baca Juga : Sejak Awal Berdiri, Starbucks Global Ternyata Pembeli Kopi Arabika Premium dari Sumatra
Kompetisi ini bukan hanya tentang siapa yang bisa menggambar hati paling sempurna di atas cappuccino. Di balik setiap pola, ada latihan berjam-jam untuk memahami tekstur susu, suhu, tekanan tangan, dan ritme tuangan.