News

Acara Bedah Buku dan Seminar Nasional ASEAN Berlangsung Sukses di Universitas Hazairin Bengkulu

Diharapkan buku pengalaman para dengan berbagai fungsi yang dimiliki seperti referensi bacaan, buku ini bisa menjadi basis riset dan pemahaman yang utuh tentang polugri. Secara sosiologi, cerita yang dihimpun SSX mampu menjadi penghubung antar generasi dan legacy kepada penerusnya. 

Dalam diskusi tentang pertanyaan dari para mahasiswa kepada para narsum berlangsung dengan sangat menarik. Antara lain mengenai konflik di Balkan pada tahun 70-an yang mengakibatkan negara Yugoslavia bubar mengingat pengaruh dan campur tangan pihak luar yang turut campur dalam urusan domestik negara itu.

Baca Juga : Dalam The 50th ASEAN NTOs Indonesia Usung Konsep APTTTEN

Juga ada pertanyaan mengenai relevansi peranan Indonesia dalam penyelesaian konflik Myanmar, masalah pekerja migran Indonesia. 

Acara bedah buku diakhiri dengan penyerahan buku Sekdilu X, ”40 Tahun Mengabdi di Dunia Diplomasi” kepada Gubernur Bengkulu, para mahasiswa yang aktif berdiskusi dan Ketua Yayasan Asio

Seminar Nasional ASEAN “Menumbuhkan Pengetahuan dan Kesadaran Generasi Z Terhadap Dinamika ASEAN”

Sekretaris Direktur Jenderal (Sesditjen) Kawaasan (KS) ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Keemlu), Carolina Tinangon, menjelaskan, tentang transformasi organisasi regional ini di dunia yang dinamis.

Sekretaris Direktur Jenderal (Sesditjen) Kawaasan (KS) ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Keemlu), Carolina Tinangon selaku nara sumber pertama tentang ASEAN ini menjelaskan, tentang transformasi organisasi regional ini di dunia yang dinamis. Selain itu juga dijelaskan tentang dinamika kawasan, keanggotaan Timor Leste di ASEAN dan keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

ASEAN memiliki sejarah panjang dalam mencapai kebersamaannya. Dimulai dari perang Indo-Cina, konflik lintas batas, masalah Laut Tiongkok Selatan (LTS), masalah bencana kemanusiaan seperti Tsunami, Covid-19, problem Myanmar sampai gagasan ASEAN Outlook on Indo-Pacific.

Baca Juga : 7 Kesepakatan Sektor Pariwisata Antar Negara ASEAN Atasi Dampak Pandemi Covid-19

Dijelaskan oleh Carolina Tinangon mengapa para pemimpin negara-negara Asia Tenggara mempunyai kesamaan pandangan sama tentang organisasi ASEAN? Menurut Sesditjen ASEAN ini, pertama: adalah kondisi politik global dan regional,keduakesamaan akar budaya, socio-anthropological, ketiga: kegagalan organisasi regional sebelumnya, dan terakhir, keempat: konflik intra & interstate. Untuk itu jawabannya hanya satu yaitu perlunya integrasi regional.

Ditambahkan juga bahwa bahwa ASEAN telah menciptakan ekosistem perdamaian yang mendukung terciptanya kesejahteraan negara-negara anggota ASEAN dan ini diakui oleh dunia internasional.

Baaca Juga : ASEAN Sepakat Seragamkan Standar Kompetensi Tenaga Profesional Pariwisata

Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 telah berhasil menyepakati berbagai keputusan di rangkaian KTT ke-42 di Labuan Bajo, serta KTT ke-43 ASEAN dan KTT terkait lainnya di Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *