Event

Bali International Open Piano Competition Berjalan Lancar dan Aman

Warta Event – Bali. Dengan tetap diselenggarakannya event Bali International Open Piano Competition (BOPC) 2017 yang berlangsung dari tanggal 23-24 September 2017 di Padma Resort Legian, Kuta, Bali, menandakan bahwa Bali masih tetap aman dan nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan.

Perubahan status “siaga” Gunung Agung Bali dari Level 3 ke Level 4 “awas” masih belum berdampak ke Selatan. Suasana di Kuta, masih tetap seperti pekan-pekan sebelumnya. Aktivitas masyarakat dan wisatawan masih tetap normal. Bandara Ngurah Rai juga masih berjalan seperti biasa.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar) telah meminta tim Crisis Center mengerahkan segenap civitas akademika STP Nusa Dua Bali untuk membantu bertugas di posko-posko yang disiapkan Pemprov Bali. Terutama untuk menghimpun informasi dan menghandle wisatawan yang berada di seputar kawasan itu.

Sementara itu, Ngurah Putra, Ketua Tim Crisis Center Kemenpar, menyebut pemerintah Provinsi Bali bersama BPBD telah mengantisipasi dengan melakukan pengungsian tehadap penduduk yang berada dekat gunung agung sejumlah kurang lebih 15.000 orang di tenda dan tempat yang aman.

IMG_6310

Berdasarkan laporan dari Ni Putu Gayatri, Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar, menegaskan, bahwa event yang diinisiasi Kemenpar adalah Bali International Open Piano Competition (BOPC) 2017 berlangsung aman dan lancar.

Pianis-pianis dari Australia, Korea Selatan, Prancis, Singapore dan Jepang yang ikut tampil juga merasa nyaman. Tidak terpengaruh oleh aktivitas vulkanik yang memang jaraknya sangat jauh dari Kuta. “Semua baik-baik saja, lancar dan tertib,” ujar Ni Putu Gayatri.

Dalam kompetisi piano ini dipertandingkan enam kategori untuk free choice dan enam kategori untuk selection choice didasarkan ketegori usia. Dari daftar ulang ini nuansa dan rasa kompetisinya mulai terasa. Masing-masing peserta mulai melirik-lirik kemampuan peserta lain.

Ini wajar saja, karena banyak peserta yang belum pernah saling bertemu. Dari pianis nasional sendiri, mereka betasal dari Jakarta, Bandung, Pekanbaru, Semarang, Bogor dan kota-kota besar lainnya. “Mereka bersaing dengan pianis dari negara asing yang membawa seluruh official, guru piano dan keluarganya,” kata Eleonora Aprilita, Panpel dari OpusNusantara.

Emma Rose Koeswandy (6 tahun), peserta karegori A Free Choice yang jauh-jauh datang dari Sydney, Australia juga bersemangat untuk berkompetisi. Emma datang ditemani kedua orang tuanya sangat antusias mengikuti proses daftar ulang. [Fatkhurrohim]