News

Cara Cegah Pesan Spam di WhatsApp

WARTAEVENT.COM, Kab. Nganjuk – Penipuan melalui platfotm media sosial seakan tidak pernah berhenti. Siapa saja bisa jadi korbannya. Kasus penipuan atau scam bisa berupa pesan yang didapatkan dari pihak ketiga yang tidak jelas, contohnya adalah spam, tipuan (hoax), dan pengelabuan (phishing).

“Percakapan yang terjadi di dalam ruang perpesanan pribadi harus tetap terjaga kerahasiaannya di antara sang pengirim dan sang penerima. Seharusnya pesan yang kita terima di perangkat tidak seharusnya bisa diakses oleh orang lain,” ujar Agus Gunawan, Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Jawa Timur & Owner Omah Hidroponik, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021).

Sebagai salah satu aplikasi perpesanan WhatsApp di Indonesia pun sempat dihebohkan dengan berbagai pesan spam di dalam platform tersebut. Salah satu yang terbaru adalah penipuan penawaran voucher berhadiah mengatasnamakan restoran makanan cepat saji McDonald’s.

Selain itu, sempat ramai juga kemunculan pesan berisi bug pada aplikasi berbagi pesan tersebut yang berpotensi merusak smartphone. Di dalam pesan itu, terdapat simbol tersembunyi di antara spasi yang berupa malware. Bila ditekan, dampak yang terjadi bisa beragam, mulai dari hang hang hingga menyebabkan bootloop.

Untuk itu, beberapa tips untuk menghindari pesan-pesan spam agar tidak termakan olehnya, seperti:

  • Periksa Tiap Kata Pada Pesan

Satu hal yang bisa dibilang paling mudah untuk dilakukan. Pengguna WhatsApp perlu memeriksa tiap kata pada pesan yang dirasa memberikan penawaran mencurigakan atau menyuguhkan informasi bombastis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat banyak kesalahan penulisan di sana, seperti penggunaan kata-kata yang provokatif dan terkesan mubazir, atau pemakaian huruf kapital yang tidak sesuai tempatnya. Selain itu, hubungan antara kontak yang mengirim dengan gaya bahasanya pun juga patut diperhatikan.

  • Bijak dalam Mencerna Isi Pesan

Kala user mendapatkan sebuah pesan dengan tampilan yang menarik, misalnya penawaran hadiah, jangan buru-buru percaya terhadap hal tersebut. Hoax, penipuan, atau pesan spam lain biasanya dibungkus semenarik mungkin agar mendapat perhatian bagi pihak penerima, bahkan tak jarang dibuat terlalu bagus untuk menjadi sebuah kenyataan.

  • Hindari Pesan yang Minta Informasi Pribadi

Ini jadi salah satu hal yang paling penting untuk dilakukan. Jangan sesekali memberikan informasi personal terhadap sebuah tautan yang tercantum pada pesan mencurigakan, baik itu nomor kartu kredit hingga tanggal lahir.

  • Hati-hati dengan Penawaran Mengatasnamakan Perusahaan

Jika terdapat pesan berisi penawaran menarik seperti undian berhadiah atau voucher gratis yang mengatasnamakan sebuah perusahaan, ada baiknya ditinjau terlebih dahulu. Walau tidak menutup kemungkinan pesan tersebut benar adanya, namun potensi spam tetap ada di dalamnya.

  • Laporkan Spam

WhatsApp memberikan pilihan bagi user untuk melaporkan sebuah kontak tidak dikenalnya yang memberikan sebuah pesan. Jika pesan yang dikirim memang spam, ada baiknya fitur tersebut dimanfaatkan oleh user.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021) juga menghadirkan pembicara Nuradi Indra Wijaya (Ketua Pengelola Mata Aksara Yogyakarta), Renny Candradewi (Dosen & Peneliti Universitas Panca Marga), Aries Alfian Prasetyo (Founder dan Koordinator CV. Oklek Nusantara Sofware Solution), dan Rinanti Adya Putri (Operations Executive at Zalora Group & Fashion Enthusiast).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *