Dalam Bermedsos, Jaga dan Jangan Sampai Memancing Kaum Sumbu Pendek
“Selalu gunakan akal budi dalam bermedia sosial. Bagikan konten yang berpengaruh positif bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebelum membagikan konten, tanyakan ke diri sendiri apakah yang kita bagikan itu benar, membantu, tidak dilarang, penting, dan baik,” terangnya.
Sementara pemateri ketiga, Muhammad Dava Manossoh dalam presentasinya “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital” menyampaikan, bahasa yang digunakan di media sosial harus disesuaikan dengan situasi dan keadaan.
Misalkan, kepada siapa orang yang diajak berbicara, kapan harus berbicara, dan lainnya. “Harus ada etika dan tata krama. Hindari mengunggah media sosial saat emosi,” tegasnya.
Salah satu peserta, Annisa Bunga, bertanya tentang bagaimana cara menegur konten kreator yang sering melanggar etika dalam membuat konten, agar menjadi konten kreator yang bermutu.
Ana Supriyana Abdul Hamid menjelaskan, warganet bisa memberikan masukan tentang pemahaman dalam membuat konten yang bermutu. Kreator konten diharapkan membagikan konten yang baik, bermanfaat dan menghibur. “Namun, warganet juga diminta agar tidak asal dalam memberikan komentar,” pesannya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. [*]