NewsTravel

Kemenpar Luncurkan ISTA 2019 Dengan Total Hadiah 1 Milyar

 Jakarta- Kementrian Pariwisata kembali menggelar ajang Indonesia Sustainable Tourism Award 2019 (ISTA 2019) dengan menawarkan total hadiah Rp1 miliar. Program ini diharapkan menjadi sarana sosialisasi dalam mewujudkan target destinasi pariwisata tersertifikasi berkelanjutan hingga menjadi destinasi wisata kelas dunia.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, setelah diarahkan sebagai sektor andalan penyumbang devisa negara, sektor pariwisata di Indonesia dari sisi kesiapan destinasi dikemas dalam konsep pariwisata berkelanjutan.

“Penyelenggaraan ISTA ini adalah langkah awal menuju sertifikasi destinasi berkelanjutan. Saya telah membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang dipimpin oleh Valerina Daniel,” katanya.

Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Valerina Daniel menjelaskan, ajang ISTA bukan ajang kompetisi, melainkan mendorong destinasi pariwisata punya standar sustainable. Ini juga bagian program Kemenpar yang selaras dengan tujuan pembangunan global (sustainable development goals), dan sudah diadopsi dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN).

“ISTA bukan ajang kompetisi, kami ingin mendorong destinasi pariwisata di Indonesia memiliki konsep suntainable. Saat ini Permenpar hanya memberikan pedoman tentang destinasi wisata. Kedepan, akan diperkuat dengan aturan yang mencakup standarisasi berkelanjutan bagi industri, seperti hotel dan biro perjalanan. Untuk menjadi sektor andalan, pariwisata harus memberdayakan semua pihak,” kata Valerina Daniel saat memaparkan program ISTA di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kemenpar Senin malam (18/3).

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman menjelaskan, Kemenpar telah membentuk Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) yang bertugas melakukan sertifikasi bagi destinasi.

Prosesnya akan dimulai dengan menyertifikasi destinasi pemenang ISTA 2017 dan 2018 yang dinilai telah mematuhi standar keberlanjutan yang diakui oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO).

Pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan tiga aspek utama yaitu aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi baik untuk saat ini maupun pada masa depan. Singkatnya 3P + 1M, yaitu people, planet, prosperity, dan management.

Pendekatan people sebagai upaya pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, sedangkan planet untuk pelestarian lingkungan.

Sementara itu prosperity sebagai pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal dan pendekatan manajemen sebagai tata kelola destinasi pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan semboyan “Semakin Dilestarikan, Semakin Menyejahterakan”.

Salah satu juri kehormatan ISTA 2019, Mari Elka Pangestu menjelaskan, sustainable tourism certification (STC) merupakan rangkaian dari keseluruhan program sustainable tourism for development di Kemenpar.

“Diawali dengan sustainable tourism destination (STD), yaitu penerapan konsep pariwisata berkelanjutan pada destinasi wisata yang dikerjasamakan dengan pemda kemudian dilanjutkan dengan sustainable tourism observatory (STO), yaitu pemantauan beberapa destinasi yang dikerjasamakan dengan universitas. Pada akhirnya, kami ingin semua destinasi disertifikasi sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan,” kata Mari.

Hadir dalam acara launching ISTA 2019 antara lain aktor Hamish Daud yang juga aktif mengkampanyekan kelestarian lingkungan laut. Hamish menyatakan ia sangat mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

“Saya ingin generasi mendatang dapat menikmati keindahan alam dan budaya lokal, sekaligus merasakan manfaat ekonomi dari pariwisata Indonesia,” katanya.

Penyelenggaraan ISTA 2018 diikuti sebanyak 176 peserta (destinasi) atau meningkat signifikan dibandingkan pada penyelanggaraan ISTA 2017 sebanyak 96 destinasi.

Pendaftaran ISTA 2019 dibuka pada 18 Maret hingga 18 Mei 2019 dan dilanjutkan dengan tahapan seleksi dan penjurian hingga malam penganugerahan pada Hari Pariwisata Dunia, 27 September 2019. Untuk pendaftaran dan informasi ISTA 2019 ada di microsite sustainable.indonesia.travel.