Lifestyle

Lahir dengan Privilese, Memang Bisa Pilih Dilahirkan Siapa?

Kedua orang tua Elon terdidik, sehingga ketika Elon kecil menunjukkan bakatnya, mereka tahu bagaimana mengarahkan anaknya itu. Elon sendiri juga pernah mengakui bahwa kecerdasan ayahnya di bidang teknologi menurun padanya.

Elon Musk mendapatkan pendidikan terbaik sejak kecil. Dia bahkan diterima Universitas Stanford untuk meraih gelar kedoktoran. Kecerdasannya memang diakui oleh dunia, tetapi Elon juga tidak bisa mengelakkan kemudahan yang dia dapatkan dari latar belakang keluarganya.

Di dalam negeri, kita juga punya contoh seperti ini. Sebut saja Axton Salim, keturunan keluarga pengusaha yang mendirikan Grup Salim.

Axton bersekolah di luar negeri dan berkuliah di jurusan Science Business Administration, Universitas Colorado, Amerika Serikat. Setelah selesai sekolah, dia magang di sebuah perusahaan Singapura yang bernama Credit Suisse.

Baca Juga : Integritas vs Intelektualitas, Mana yang Lebih Diharapkan Ada pada Pemimpin Perempuan?

Magangnya selesai, Axton kemudian diangkat sebagai marketing manager pada salah satu cabang Grup Salim. Posisi Axton di perusahaan pun terus menanjak, hingga sekarang menjabat sebagai direktur di PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Axton dan Elon punya kesamaan, meski pun mendapatkan kemudahan hidup, mereka tidak bermalas-malasan dan hanya menikmatinya saja. Mereka juga berjuang untuk meraih namanya sendiri dan bergerak memberi manfaat bagi orang banyak.

Elon tercatat setidaknya telah menyumbangkan 150 juta dolar AS untuk berbagai lembaga amal pada kuartir pertama 2021. Elon juga pernah mengeluarkan cuitan di Twitter, bahwa dia menerima masukan ide bagaimana dia bisa menggunakan hartanya untuk membantu orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *