News

Mengatasi Dampak Negatif Belanja Online

WARTAEVENT.COM, Kab. Bangkalan – Pengguna internet saat ini telah mencapai 202 juta jiwa dan akan terus bertambah ke depannya. Aktivitas masyarakat pun banyak berubah menjadi serba digital, termasuk saat membeli keperluan.

Di masa pandemi, tingginya jumlah kasus infeksi virus serta banyaknya pembatasan sosial berdampak pada perekonomian warga. Namun, belanja fenomena belanja online semakin meningkat di masa pandemi.

Belanja online disukai karena lebih praktis, bisa membandingkan harga dengan mudah, hemat waktu dan tenaga, banyak pilihan varian produk, banyak promo, dan sistem pembayarannya lebih mudah. Akan tetapi, negatifnya dari berbelanja online ialah rawan penipuan, banyak barang yang datang tidak sesuai ekspektasi, dan menjadikan pembelinya itu konsumtif. Oleh karena itu, sebagai pembeli kita perlu lebih cermat saat berbelanja online dan bisa mengedukasi orang lain yang memanfaatkan teknologi ini.

“Ketika ada barang yang tidak sesuai ekspektasi, baca produk deskripsi dengan seksama, melihat review produk, cek harga, dan menghindari transfer secara langsung,” Anggia Zainur Rahmah seorang Mentor UMKM dan Pengembangan Media Digital Edukasi Ekonomi Islam dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021).

Kemudian, mengatasi dampak yang rawan penipuan itu kita harus lebih teliti dalam melihat harga. Dalam artian tidak tergiur harga yang murah. Selain itu, belanja melalui situs web terpercaya seperti marketplace, lihat juga reputasi penjualnya. Dari sisi pembeli agar tidak konsumtif, yang bisa kita lakukan adalah menentukan skala prioritas antara kebutuhan dan keinginan, membuat anggaran khusus belanja online, mengurangi mengunjungi website belanja atau aplikasi e-commerce. Hal palling penting ialah jangan mudah tergiur dengan diskon-diskon.

“Apabila dampak negatifnya sudah bisa diatasi, maka akan aman aktivitas belanja online baik dari luar ataupun dari dalam diri kita,” jelasnya.

Sementara itu, ketika kita terkena penipuan belanja online, kita perlu menghubungi call center bank pelaku penipuan, laporkan penipuan ke lapor.go.id, e-commerce tempat belanja, atau menggunakan bantuan hukum. Langkah terakhir, laporkan rekening pelaku ke cekrekening.id agar tidak ada korban baru.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Renaldi Ardiansyah Utomo (Wakil Ketua Yayasan Bangkalan Bisa), Ekta Maghfiroh (Guru SMAN 1 Bangkalan), Cindy Suhesti (Owner @ponrempon), dan Sari Kusumaningrum sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *