News

Rakernas GIPI; Sektor Keuangan dan Perbankan Mendukung Pariwisata

Warta Event – Jakarta. Semangat Indonesia Incorporated terus mendapat dukungan dari berbagai kalangan dan lapisan untuk menjadikan pariwisata sebagai leading sector. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) hari ini Senin (27/11/2017) di Hotel Le Meredien, Jakarta, mendapat dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Dana pinjaman lunak berupa kredit untuk pelaku industri pariwisata pun ditawarkan dengan beragam mekanisme dan aturan yang berlaku dari masing-masing lembaga keuangan. “Secara umum, pertumbuhan kredit pariwisata melambat dibarengi oleh risiko kredit yang cenderung meningkat. Porsi kredit infrastruktur relative stabil pada level 3 persen,” ujar Aman Santoso, Perwakilan OJK dalam pemaparannya di rakernas GIPI.

Ia pun menambahkan, penyaluran kredit pariwisara terkonsentrasi pada bank BUSN Devisa yaitu sebesar Rp92,25T (58,93%) meskipun menurun dari Oktober 2016. Risiko kredit terbesar terdapat pada BPD dengan NPL 11,47% dan KKR 42,25%.

Berdasarkan sub sektor ekonomi, kredit pariwisata terkonsentrasi pada sub sektor hotel bintang (41,94%) diikuti oleh angkutan laut domestic (24,65%) namun dengan risiko kredit yang cukup tinggi masing-masing 3,68% dan 6,69%. “Kredit Sub sektor Hotel Melati, Restoran, Angkutan Jalan tidak dalam trayek untuk penumpang mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” tambahnya.

Aman kembali  menjelaskan, terdapat tiga Kebijakan Utama OJK 2017 – 2022 yang mendukung peningkatan akses pembiayaan dan pembangunan daerah, yaitu, pertama, efisiensi di Industri Jasa Keuangan (IJK) untuk mewujudkan IJK yang Berdaya Saing. Efisiensi di IJK ini untuk mendukung peningkatan daya saing dan upaya penurunan suku bunga kredit.

Rakernas GIPI (2)

Kedua, mengurangi tingkat ketimpangan melalui penyediaan Akses Keuangan. Dilakukan dengan mengefektifkan peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. Terakhir, mendorong peningkatan peran serta keuangan syariah dalam mendukung penyediaan sumber dana pembangunan.

Sementara itu, Bob T. Ananta, Dir Perencanaan & Operasional PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, menjelaskan, bahwa pembiayaan perbankan pada sektor pariwisata menyumbang 3% terhadap total kredit perbankan. “Sektor pariwisata menjadi sektor prioritas BNI Sejak tahun 2015, dan hingga Q3 2017 telah Menyalurkan Rp11.52 triliun kredit pada sektor ini,” ungkap  Bob.

BNI pun sejak tahun 2015 telah memberikan dukungan ke sector pariwisata melalui program Kampung BNI. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui penyaluran kredit lunak serta perbaikan infrastruktur desa yang memiliki potensi sektor kreatif/pangan/kelautan.

Kemudian BNI juga melakukan pengembangan komunitas/klaster ekonomi utamanya usaha mikro, kecil, dan Startup dengan Tujuan Agar Industri yang Dibina dapat Mandiri dan Siap Bersaing.

Dalam program ini BNI memiliki 15 Kampoeng BNI Kreatif, dan empat tujuan di Kampoeng BNI (Kreatif) yaitu, peningkatan status unbankable dan bankable, desa wisata terpadu, supply chain support, peningkatan kualitas SDM dan produk melalui pendampingan & edukasi. [Fatkhurrohim]