News

Rakornas Pariwisata Beraroma Karnaval

Warta Event – Jakarta. Ada yang istimewa dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata jilid III yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Hotel Bidakara, 26-27 September 2017. Pasalnya, selama dua hari Rakornas yang mendatangkan 1.000 peserta yang hadir dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah.

Arief Yahya, Menteri Pariwisata yang mengenakan baju adat Betawi, mengatakan, bahwa nuansa Rakornas kali ini seperti karnaval. Hal ini sekaligus untuk menunjukkan Indonesia yang beragam. Indonesia yang dengan keberagamanya merupakan satu kekuatan besar dalam dunia pariwisata.

Menpar pun menegaskan, bahwa keberagaman, perbedaan, dan diversity dalam pariwisata akan saling menguatkan. Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Hal ini sekaligus untuk menunjukkan Indonesia yang beragam. Indonesia yang dengan keberagamanya merupakan satu kekuatan besar dalam dunia pariwisata. Bahwa nature and culture resourcesnya masuk dalam Top 20 in the world,” ujar Menpar Arief Yahya.

Bobot acara tinggi, kemasannya cantik. Indah dan menjual. Ujungnya, agar dapat menarik perhatian masyarakat luas. Menjadikan pariwisata sebagai leading sector perekonomian bangsa. Dapat dibilang, selama Rakornas akan menjadi “Karnaval” nusantara di tengah ajang pembahasan materi-materi penting Pariwisata Indonesia.

image

Ia pun menuturkan rasa bangganya. Sebab Rakornas berlangsung penuh warna dalam harmoni, karena inilah sesungguhnya kita. Bangsa Indonesia, beragam sekaligus bersatu.

Menpar Arief Yahya memang tidak ingin menyebutnya sebagai pakaian nasional. Tetapi sebagai busana nusantara. Kenapa demikian? Karena menurutnya dengan menyebut pakaian nasional justru akan mengecilkan keberagaman itu sendiri. Disebut pakaian nasional seolah semuanya harus seragam. “Harus sama. Padahal kita hidup dalam atmosfer keberagaman,” ujar Menpar Arief Yahya.

Keberagaman, perbedaan, dan diversity dalam pariwisata itu justru saling menguatkan. Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Rakornas Pariwisata III 2017 kali ini mengusung tema “Calendar of Event (CoE) 2018 guna mencapai target 17 juta wisman dan 270 juta wisnus di tahun 2018. Untuk itu, kata Menpar, sinergitas CoE 2018 ini sangat penting karena tahun 2018 Kemenpar ingin memiliki lebih 100 premier event berskala international untuk menggenjot kunjungan wisman. [Fatkhurrohim]