Event

Pekan Depan, Susur Sungai Ciliwung 2017 Siap Digelar

Warta Event – Jakarta. Ratusan warga Jakarta mengikuti acara Susur Sungai Ciliwung 2017 yang akan digelar pada Sabtu (26/08/2017) mendatang. Tubing—meluncur bebas dengan ban dalam mobil, yang akan dilakukan secara massal ini akan menempuh jarak sejauh tujuh kilo meter.

Adapun rute tubing akan dimulai dari  Jembatan TB Simatupang hingga kawasan Tanjungan, Condet, Balekambang, dan berakhir Kramat Jati. Komunitas Tjondet Kita, selaku pihak penyelenggara memperkirakan susur sungai dengan Tubing ini akan membutuhkan waktu hingga empat jam.

Ahmad Maulana, Ketua Panitia Susur Sungai Ciliwung 2017, mengungkapkan, event ini merupakan kegiatan yang digelar dari warga untuk warga. Pendanaannya pun dilakukan secara swadaya. Panitia, peserta juga  tokoh masyarakat Condet bersama-sama mendanai acara yang juga dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 RI ini.

Maulana yang akrab disapa Lantur menegaskan,  susur sungai ini bertujuan untuk mengingatkan kepada warga bantaran kali tentang pentingnya revitalisasi Ciliwung. “Lewat event susur sungai ini, kita ingin mengingatkan kepada warga betapa penting revitalisasi sungai supaya bisa kembali bersih seperti zaman orang tua kita dulu,” ujar Lantur.

DCIM100GOPROGOPR6558.

Jernihnya Ciliwung yang masih dilihat pada tahun 80-an masih punya harapan untuk dilestarikan. Lantur bahkan berharap Ciliwung bisa menjadi ikon wisata baru di Kota Jakarta. Dia mencontohkan Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan yang melintasi perkotaan tetapi airnya bisa tetap jernih. Sungai itu pun kerap menjadi sarana rekreasi masyarakat urban.

Beberapa sungai di Tanah Air  juga sudah dikelola untuk kebutuhan pariwisata. Contohnya, Karst Tubing di Bantul,  tubing di Magelang,  dan wisata susur sungai di Kalimantan. “Yang belum ada memang Ciliwung,” tegas Lantur.

Padahal,  sungai ini menyimpan kekayaan sejarah. Di Ciliwung, peradaban masyarakat prasejarah lahir. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan adanya temuan benda purbakala seperti gerabah dan pecahan beliung di daerah Condet yang diperkirakan sudah berusia berkisar lima ribu tahun.

Meski demikian,  Lantur mengakui masih banyak pekerjaan rumah untuk menjadikan Ciliwung layak menjadi objek wisata. Kebersihan sungai sekali lagi menjadi isu utama. Untuk membuat Ciliwung bersih, dia menegaskan, masyarakat jangan hanya berpangku tangan mengharapkan peran pemerintah.

Menurut Lantur, kesadaran dan peran serta warga setempat terhadap Ciliwung menjadi faktor penentu masa depan sungai tua ini.  “Susur sungai ini setidaknya bertujuan mengingatkan warga Jakarta. Oh kita masih punya Ciliwung,” kata dia.

Susur Sungai Ciliwung (3)

Rute yang dilalui peserta pun akan menyuguhkan pemandangan beragam. Dari daerah aliran sungai yang masih terjaga kebersihannya hingga area pemukiman dimana masih banyak warga dan industri membuang limbah.

Untuk membangun kesadaran peserta terhadap kebersihan Ciliwung, Lantur menjelaskan, setiap kelompok berlomba mengumpulkan sampah yang ditemukan di sungai. Mereka juga akan menyebar spanduk di lima titik di bantaran sungai. Isinya berupa imbauan agar warga tidak membuang sampah sembarangan dan pentingnya menjaga kelestarian Ciliwung.

Panitia juga memperhatikan keselamatan dan keamanan tubbing massal ini. Peserta akan dibekali lifejacket dan helm. Setiap kelompok juga akan dikawal oleh dua fasilitator dan mendapat penjagaan dari Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Pokdar Kamtibmas, Tim Kiblat, dll. [Fatkhurrohim/Photo Ilustrasi by Sendy]