News

Pengaruh Buruk Pornografi untuk Anak


WARTAEVENT.COM, Kab. Majalengka – Data dari layanan menejemen konten Hootsuit & agensi pemasaran media We Are Social pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 sudah mencapai 202,6 juta orang pengguna. Sebanyak 170 juta di antaranya sudah aktif di media sosial, maka tak heran kalau Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang kecanduan media sosial.

Mengenai peningkatan tersebut, ancaman terhadap bahaya internet pun ikut mengkhawatirkan. Sejak bulan Agustus 2018 hingga April 2019, tepatnya sebelum pandemi diketahui terdapat 898.108 konten pornografi di internet. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkap terjadinya peningkatan kekerasan anak didominasi kekerasan seksual, kekerasan berbasis gender online meningkat hampir 300 persen selama pandemi.

“Pengaruh pornografi pada otak akan menyebabkan penurunan fungsi prefrontal cortex sehingga orang mudah berbohong, harga diri dan konse diri menurun, depresi, sulit konsentrasi, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, hingga gangguan bersosialisasi yang mengarah penyimpangan seksual, mengarah pada kekerasan seksual, dan seks bebas,” ujar Nandya Satyaguna, seorang Medical Doctor saat menjadi nara sumber di webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, pada Selasa (19/10/2021). 

Dengan risiko tersebut, tentunya peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak terhindar dari paparan buruk internet salah satunya pornografi. Dia mengatakan pendekatan personal bisa menjadi solusinya, yaitu orangtua perlu membangun hubungan baik dengan anak agar komunikasi menjadi efektif penuh kasih sayang sehingga menimbulkan kepercayaan. Selanjutnya orangtua perlu memberikan pendidikan seksual sesuai usia anak dan memperkenalkan konsep berinternet aman pada anak. 

Tak kalah penting orangtua perlu mengawasi anak dengan konsep parental kontrol seperti membatasi penggunaan gawai dan memfilter apa yang ada di internet. Menurutnya lingkungan sekitar anak juga tidak boleh menutup mata akan bahaya pornografi dan pelecehan seksual. Pornografi dan pelecehan seksual di ruang digital dapat diberantas dengan pengetahuan literasi digital.

“Setiap dari kita memiliki peran penting untuk menciptakan ruang digital yang bersih dan positif,” katanya lagi.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychososial Actvist IBU Foundation, Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Iman Darmawan, seorang Fasilitator Public Speaking, dan Janna S Joesoef, Creative Director Ghea Resort.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *