Categories: News

Pentingnya Menjaga Etika Agar Tidak Mengundang Hal Buruk

WARTAEVENT.com – Bandung. Ketika teknologi tidak didasari oleh etika maka akan mudah untuk digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan cenderung buruk.

Ahmad Taufik, guru PASP mencontohkan, saat di counter penjual pulsa, kita menuliskan nomor HP. Kemudian besoknya ternyata sudah banyak pesan WhatsApp atau SMS berisi promosi hingga pemberitahuan undian. Hal ini adalah salah satu contoh, pemilik toko pulsa itu tidak menjaga privasi nomor yang kita miliki. Padahal bisa membahayakan orang lain, bisa saja ada yang percaya dengan SMS penipuan itu.

Beberapa contoh mengenai isu-isu atau pokok yang berhubungan dengan etika di bidang teknologi informasi yakni kejahatan dalam dunia maya, etika dunia maya, e-commerce dan pelanggaran atas hak atas kekayaan intelektual.

Cybercrime ini bisa dilakukan dengan penyusupan ke dalam sebuah sistem tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Caranya bisa melalui hacking atau diretas akunnya.

“Cara kedua yaitu mengamati atau memata-matai suatu sistem dengan tujuan untuk mencari kelemahan sistem tersebut tersebut. Kemudian, menyebarkan informasi di internet tentang sesuatu hal yang tidak benar.Menyebarkan isu-isu fitnah yang dilakukan terhadap seseorang,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021) pagi.

Basanya motif kegiatan yang dilakukan hal tersebut sebagai itu beragam namun kebanyakan murni kriminal. Karena setelah diretas akunnya itu dijual kepada orang lain. Kemudian selanjutnya yaitu sebagai tindakan kejahatan abu-abu kejahatan yang masuk wilayah abu-abu cukup sulit untuk menentukan apakah termasuk tindakan kriminal atau bukan. Karena terkadang tindakan bukan untuk membuat jahat. Misalnya seorang hacker sejati mencoba untuk memasuki ke sebuah sistem namun tidak mempunyai niat untuk merusaknya.

Cyberethic didasari akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat maka dibuat aturan-aturan atau etika beraktivitas dalam sebuah maya. “Alasannya diperlukan etika berinternet yaitu penggunaan Internet berasal dari berbagai negara bahasa budaya dan adat istiadat yang berbeda. Internet itu juga bisa diakses oleh semua orang. Kemungkinan mereka juga anonymous. Sebab di internet idak mengharuskan mengunakan identitas asli dalam berinteraksi,” tambahnya.

Berbagai macam fasilitas dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak etis. Ini adalah salah satu mengenai etika atau akhlak di dalam bermedia sosial banyak fasilitas internet yang memungkinkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak etis. Kita tahu bahwa media sosial yang kita miliki atau media sosial yang sering kita akses ini terkadang dijadikan sebagai hal-hal negatif seperti menyebarkan isu-isu yang tidak benar. Kemudian menyebarkan isu-isu yang cenderung berbau SARA yang akhirnya menyudutkan salah satu pihak.

Inilah etiket yang perlu kita perhatikan karena jika tidak berdasarkan etika, tidak afa akhlak yang baik. Akhirnya kelak akan banyak disalahgunakan, akan banyak orang-orang atau pihak yang dirugikan akibat adanya ide yang semakin berkembang seperti hari ini.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Asep Suhendar (Kreator Konten), Andro Hartanto (Founder IOJIN), Andi Astrid Kaulika (Account Manager), dan Vania Almira sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Oeday Abdullah

Leave a Comment

Recent Posts

Xiaomi Indonesia Luncurkan Redmi 14C dengan Layar Terbesar dan Desain Modern

WARTAEVENT.com – Jakarta. Xiaomi Indonesia kembali mengguncang pasar smartphone dengan merilis Redmi 14C, sebuah perangkat terbaru dalam seri Redmi yang… Read More

8 hours ago

ARTOTEL Yogyakarta Persembahkan Pameran Seni “Under the Sun”

WARTAEVENT.com – Yogyakarta. ARTOTEL Yogyakarta kembali menjadi wadah bagi seniman lokal untuk mengekspresikan karya seni mereka dengan mempersembahkan pameran seni… Read More

8 hours ago

Wakil Indonesia Aris Sanjaya Menang di Kompetisi World Class Shanghai

WARTAEVENT.com – Shanghai. Aris Sanjaya, bartender berbakat dari BASE Bali, Indonesia, membuat Asia Tenggara bangga dengan meraih juara kedua dalam… Read More

24 hours ago

Bintang Formula 1 Daniel Ricciardo Kembali Melintasi Australia Barat untuk Drive the Dream

WARTAEVENT.com – Australia. Tourism Western Australia resmi meluncurkan Drive the Dream putaran kedua, sebuah kampanye pariwisata berbasis road-trip yang menampilkan… Read More

24 hours ago

Laporan Mercer Marsh Benefits 2024: Lonjakan Biaya Medis dan Solusi Tunjangan Kesehatan Karyawan

WARTAEVENT.com – Jakarta. Mercer Marsh Benefits meluncurkan laporan terbaru Indonesia Health and Benefits Study 2024, Kamis, (3/10/2024), di Jakarta. Dalam… Read More

1 day ago

Lidah Lokal Senayan Meriahkan Oktoberfest dengan ‘Octoboozed Fest’

WARTAEVENT.com – Jakarta. Lidah Lokal BAR, yang berada di ARTOTEL Gelora Senayan - Jakarta, turut memeriahkan Oktoberfest 2024 dengan tema… Read More

1 day ago