Penyebaran Terorisme Rambah Media Digital
WARTAEVENT.COM, Kab. Malang – Penyebaran terorisme kini mulai merambah dunia digital. Masyarakat perlu diberikan edukasi agar tak mudah terprovokasi dengan kelompok-kelompok beraliran radikal.
Zulham Mubarak, Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris PT. Agranirwasita Technology, menjelaskan, ada pergeseran pola rekrutmen calon teroris tak lagi lewat kajian tatap muka, melainkan melalui media sosial (medsos). Guna mencegah paham radikalisme dan terorisme, KemenKominfo memantau akun dan konten radikalisme di media sosial.
“Pemerintah melalui Kementerian Kominfo juga berkoordinasi dengan kementerian/lembaga serta stakeholder terkait lainnya terkait penyebaran konten radikalisme dan terorisme di medsos. Kominfo juga berupaya menyampaikan konten positif untuk memberi literasi kepada masyarakat.” ungkap Zulham dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (13/9/2021) pagi.
Lanjutnya, kegiatan literasi digital ini agar masyarakat dapat memfilter informasi yang diterima dengan baik, serta mendorong media sosial dipenuhi dengan konten-konten positif dan produktif.
Lanjut, sampai saat ini Kominfo juga sudah melakukan pemblokiran terhadap konten yang diduga mengandung radikalisme dan terorisme. Hingga 3 April, sudah ada 20 ribuan konten yang diblokir.
“Hingga 3 April 2021, Kementerian Kominfo telah melakukan pemblokiran konten radikalisme terorisme sejumlah 20.453 konten yang tersebar di situs internet, serta beragam platform media sosial,” terangnya.
Presiden Joko Widodo, mengungkapkan saat membuka program literasi digital nasional dengan tajuk Indonesia Makin Cakap Digital, tantangan di ruang digital semakin besar, konten-konten negatif terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat. Menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kecakapan digital masyarakat melalui literasi digital.
“Konten-konten negatif yang marak muncul di ruang digital, seperti hoaks, penipuan daring, perjudian daring, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital. Hal-hal itu perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan literasi digital kita minimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif,” ujarnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (13/9/2021) pagi juga enghadirkan pembicara Reiza Praselanova (Coach Public Speaking & Pendidikan dan Relawan TIK Jawa Timur), Firda Hariyanti (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan ITS NU Pasuruan), Arifika Lisya (Lecturer of Visual Communication Design), dan Apsari Siwi Budi Bestari sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.