News

Perhitungan Statistik MDP Bantu Pembuatan Kebijakan Seputar Pariwasata

Wartaevent.com, Jakarta- Kementerian Pariwisata terus melakukan sejumlah perbaikan dalam skala nasional dan internasional. Untuk mengetahui perkembangan statistik kunjungan wisatawan, diperlukan sebuah metode pengukuran statistik yang berlangsung secara real time dan akuntabel. Metode yang sudah banyak digunakan di negara-negara berkembang itu adalah Mobile Positioning Data (MPD).

“MDP dapat digunakan untuk mengukur sentimen destinasi, originalitas, minat visitor. Data dan informasi tersebut nantinya bisa digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan cepat terkait aktivitas marketing 3P (Perfomance, Promotion, dan Projectnya),” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang didampingi Executive Director UNWTO Shanzhong Zhu dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat membuka sekaligus menjadi keynote speech workshop internasional  ‘The 2nd International Workshop The Use of Mobile Positioning Data (MPD) for Tourism Statistics’ di  Ayodya Resort Bali, Selasa (27/3/2018).

Workshop membahas sejumlah topik aktual, yakni ‘Advance Technology and Its Utilization to Support Statistics’, serta pengalaman negara-negara (Experience by Country) yang telah menerapkan metode MPD. Dalam kesempatan tersebut, sejumlah narasumber memaparkan pengalamannya, di antaranya Jaanus Kroon (Head of Statistics Department), Eesti Pank (Bank of Estonia), Erki Saluveer ( Chief Excecutive Officer of Positium, Estonia) dan pejabat dari Badan Pusat Statistik.

“Data dan informasi yang disajikan melalui metode MDP ini bersifat near real-time dan bisa digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan cepat terkait aktivitas marketing 3P (Perfomance, Promotion, dan Project) Program 3P merupakan salah satu program yang akan dijalankan oleh Kementerian Pariwisata dengan berbagai kemungkinan kondisi yang dihadapi,” jelas Menpar.

Dia melanjutkan, Performance memiliki data collection yang tentunya akan menimbulkan dampak ke promosi dan projection yang efektif. Artinya, kita bisa tahu lebih detail ke mana saja tujuan wisman, membeli oleh-oleh di mana saja, aktivitas kuliner di mana saja, serta bisa berpromosi terhadap wisatawan suka diving, menyukai wisata alam serta budaya dan sebagainya. Dengan demikian , promosi pariwisata yang dilakukan akan menyasar tujuan secara tepat.

Sejak tahun 2016, Indonesia sudah memanfaatkan teknologi MDP untuk pencatatan wisman lintas batas di 29 kabupaten.Metode ini dilakukan pada pintu-pintu masuk perbatasan yang belum ada tempat pencatatan imigrasi sehingga lebih memudahkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai badan resmi penyedia data statistik Indonesia dan juga data statistik pariwisata di wilayah perbatasan. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui dan mengukur cross border tourism Indonesia yang dinilai masih rendah dibandingkan cross order negara lainya, seperti Perancis, Jerman, Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Pada kesempatan workshop  internasional MPD for Tourism Statistics juga hadir Shanzhong Zhu, Executive Director UNWTO.Kehadirannya sangat penting, sebagai bentuk dukungan badan pariwisata Internasional, UNWTO, terhadap penerapan metode Mobile Positioning Data di Indonesia. Secara gamblang, Shanzhong menjelaskan, metode ini mampu meningkatkan kualitas statistik pariwisata. Hadir pula sebagai pembicara, Eesti Pank (Bank of Estonia), UNSD, dan posotium yang telah berhasil menerapkan mobile positioning data (MDP) diberbagai sektor.

“Sebagai perbandingan negara Estonia memulai penggunaan metode MDP sejak tahun 2018, sedangkan Indonesia mulai tahun 2016. Di Estonia, sebagai  inisiasi penggunaan metode ini pada Central Bank of Estonia, sedangkan  di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata yaitu dengan memanfaatkan data telecom provider; Telia, Elisa, dan Tele 2,  bekerjasama dengan Telkomsel dan Positium. Positium merupakan perusahaan dari Estonia yang ditunjuk sebagai processor dan diperbantukan di Indonesia”, katanya lagi.

Diharapkan, metode MDP ini juga bisa dimanfaatkan pada sektor pariwisata, termasuk pada data statistik untuk sektor pembangunan nasional lainya serta dapat mendukung program pembangunan nasional secara umum.