News

Pola Pikir Produktif Sangat Dibutuhkan dalam Berinvestasi di Dunia Digital

Pemateri ketiga, Muhammad Fatah Al Falah mengulas tentang “Digital Culture, Pilih Mana: Menabung atau Belanja Online?” Belanja daring sangat memanjakan karena hemat waktu, ruang, dan tenaga. Selain itu mudah untuk membandingkan harga, privasi terjaga, banyak diskon, dan banyak pilihan cara bayar. 

Kenyamanan ini dapat memicu hidup konsumtif. Makanya, perlu kemampuan mengatur keuangan secara bijak. “Gunakan aturan 50-20-30. 50 persen untuk kebutuhan, 20 persen untuk tabungan dan investasi, dan 30 persen untuk keinginan,” jelasnya.

Didapuk sebagai pemateri pamungkas, Dani Rahmat membahas tema “Pintar Pilih Investasi & Bikin Cuan: Properti, Emas, & Saham”. Sebelum berinvestasi, pastikan dana darurat terpenuhi. Untuk single 3 kali pengeluaran bulanan, untuk menikah 6-8 kali pengeluaran bulanan. 

Kemudian, asuransi utamanya asuransi jiwa minimal BPJS Kesehatan, barulah investasi. “Kunci investasi adalah sisihkan 20 persen di awal. Sebab, kalau di akhir, seringnya tidak terealisasi,” katanya. 

 “Bagaimana kita mengelola keuangan di dompet digital yang berpotensi membuat kita konsumtif? Berapa persentase menabung, belanja, khususnya untuk mahasiswa?” tanya Ramin kepada Suciarti Wahyuningtyas.

“Kalau untuk mahasiswa, ada yang dapat uang jajan bulanan atau harian. Tetapi, kita bisa membuat anggaran belanja bulanan. Pisahkan antara konsumsi, dana darurat, sosial, dan tabungan. Menyiasati agar dapat uang lebih, kita bisa bisnis daring, dropshipper, reseller, menulis, desain grafis,” jawab Suciarti Wahyuningtyas.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.[*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *