News

Privasi dan Keamanan Belanja Online

WARTAEVENT.COM, Kab. Situbondo – Pandemi covid adalah momen berkembangnya usaha berbentuk online. Kian hari jumlah konsumen dan toko online semakin bertambah. Hal ini tentu meningkatkan jumlah pengguna internet yang melakukan transaksi online.

Williem Wijaya, Owner Jasa Online “Print Murah Jember” menjelaskan, dari sisi konsumen berbelanja online dinilai lebih mudah, cepat, dan praktis dibandingkan sistem belanja langsung ke toko offline. Sementara dari segi penjual, berjualan secara online bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

“Di balik kemudahan belanja online ada risiko yang dapat merugikan bila kita tidak teliti.Ada dua risiko utama belanja online adalah tentang keamanan dan privasi,” tutur Williem dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).

Ia memaparkan, dari segi keamanan tentu kita sebagai pembeli perlu lebih teliti sebelum memutuskan untuk bertransaksi. Kita dapat melihat profil toko, membandingkan harga dengan toko offline, deskripsi produk harus lengkap dan jelas, serta review dari konsumen lain. Selain teliti sebelum membeli, kita juga perlu teliti sebelum membayar. Apabila transaksi dilakukan di marketplace, jangan melakukan transder langsung ke rekening pembeli.

Menurutnya, akan lebih aman ketika pembayaran menggunakan rekening bersama seperti marketplace. Setelah membeli pun kita harus tetap teliti, lakukan video unboxing pada barang agar bisa melakukan retur jika barang tidak sesuai. Lalu, berikan penilaian pada penjual.

Sementara, privasi ketika berbelanja online terkait dengan penyedia jasa belanja online, yaitu marketplace dan media sosial. Pada marketplace, kita perlu memilih marketplace yang terpercaya dan terkenal, berhati-hati dengan phising, dan selalu cek domain website sebelum melakukan login. Kemudian pada media sosial, pilihlah grup atau toko yang terpercaya. Cek profil admin grup atau owner toko tersebut, riwayat postingan dan komentar toko. Saat kita merasa ragu untuk transaksi di media sosial, lebih baik tidak perlu memaksakan diri.

“Teliti gadget Anda dan gunakan gadget pribadi dalam berbelanja online. Jangan gunakan handphone teman atau orang dikenal untuk belanja online,” jelasnya.

Hal yang perlu diperhatikan setelah berbelanja online ialah tidak langsung membuang kemasan paket. Pastikan nama, alamat, nomor handphone, dan data pribadi menyangkut diri kita dihapus terlebih dahulu sebelum membuangnya. Menurut Williem, keamanan dan privasi kita akan terjaga bila lebih teliti.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Senin (25/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Laila Chairy (Dosen & Praktisi Komunikasi), Tino Salim (Direktur Lembaga Pelatihan Salim Excellence Center), Fathur Rosi (CEO OleholehIndonesia.net), dan Muhammad Kholil Subarkan sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *