LifestyleProfile

Desainer Nelisma Kembangkan Batik Aceh Motif Biji Rumbia

Warta Event, Jakarta- Melihat perkembangan mode fashion di “Bumi Serambi Mekkah” dirasakan desainer Nelisma Amin masih monoton. Maka, tak heran jika aktivitasnya kini mulai padat kembali ke fashion desain. Desainer yang aktif di Asosiasi Fashion Aceh (AFA) sewaktu hijrah dari Jakarta ke Aceh ingin aktivitasnya sebagai desainer lebih banyak dibalik layar saja.

PicsArt_10-26-03.48.04

“Saya sebenarnya ingin dibelakang layar saja. Namun ketika melihat dinamika fashion Aceh yang itu itu saja, saya jadi gerah untuk balik ke fashion desainer lagi. Sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, seyogyanya Aceh bisa menjadi trendsetter busana muslim di Indonesia, sekaligus didunia” tutur Nelisma.

Kegelisahan Nelisma inilah, lewat Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) 2017, Ia tuangkan dalam karya karya terbarunya bernuansa biru. Jelas Desainer lulusan sekolah mode, Susan Budiarjo itu, Ia hendak memadukan kearifan busana muslim dengan style casual, simple dan sporty. Nelisma melihat style anak muda sekarang lebih kebarat baratan. Walau mengenakan hijab, namun masih menonjolkan keseksiannya.

Alasan memadukan warna biru, Nelisma ingin memodifikasi tradisi warna masyarakat Aceh yang cenderung menampilkan warta merah, kuning dan hijau. Dilain sisi, Ia juga hendak menegaskan tema “Island” dalam karyanya di IMFW 2017. Biru diambil dari warna pantai, gradasi pertemuan antara laut dan daratan.

” Ada dari sebagain karya saya yang di IMFW menampilkan busana muslim raedy to wear yang casual, simple hingga terlihat sporty. Bisa untuk sehari hari , bahkan cocok untuk kalangan muda,”, tambah Nelisma.

Selain sebagai desainer busana muslim, Nelisma mulai tertarik mengembangkan batik Aceh. melalui butik Vinnel Gallery yang beralamat di Jalan Teungku Pulo Dibaroh No 16 Kampung Baru, Baiturrahman-Banda Aceh telah banyak menghasilkan Batik Aceh dengan Motif Bungong Jeumpa dan motif Biji Rumbia. Motif Biji Rumbia Nelisma ingin mengabadikan Pohon Rumbia yang kini hampir punah paska tsunami.

Batik Aceh sendiri sesungguhnya sudah lama masyarakat Aceh telah memakai kain batik, seiring migrasi masyarakat Jawa ke Aceh. Motif batik aceh pun khas karena menggunakan perpaduan unsur alam dan budaya dari masyarakat aceh sendiri. Warna-warnanya pun cerah, seperti warna merah, kuning dan hijau. Sehingga Batik Aceh terlihat Ngejreng dan Glamour.

Dalam Motif batik Aceh itu sendiri, mengandung begitu banyak makna, yakni menggambarkan kepribadian dan filosofi kehidupan masyarakat Aceh yang menjadi kearifan lokal serta pedoman hidup masyarakat Aceh. Motif-motif Batik Aceh yang terkenal diantaranya adalah motif Pintoe Aceh ( Pintu Aceh), Bungoeng jeumpa (Bunga Jempa), Tulak Angen , Rincong, Awan Berarak, Awan Meucanek, Gayo, Pucok Reubong, dan lain sebagainya.

Berbeda dengan batik Jawa, tidak ada catatan resmi tentang awal sejarah batik Aceh. Meski sebagian orang menduga orang-orang Jawa yang membawanya, tidak ada catatan kuat yang membuktikannya. Satu hal yang pasti, batik Aceh telah lama digunakan oleh masyarakat di sana. Bahkan pola atau motif yang dipakai pun mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan provinsi lain. Hal tersebut jadi bukti nyata kalau batik memang dipakai oleh masyarakat Indonesia di luar Pulau Jawa.

PicsArt_10-26-03.51.22