Travel

Pulau Belitung dan Sumba Dalam Perspektif Sosial Budaya & Lingkungan

Warta Event –  Jakarta.Dua pulau kecil di Indonesia yakni Belitung di Provinsi Bangka Belitung dan Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkenal akan keindahan alam dan ragam kebudayaannya menjadi pilihan utama 20 mahasiswa asal Belanda selama satu bulan penuh di sana.

Hal tersebut disampaikan langsung, Rixki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, usai seminar internasional hasil penelitian yang dilakukan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung dan Tourism NHTV Breda & Wageningan University and Research Belanda di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, Jumat (18/5/2018) kemarin.

“Selain itu Sumba dan Belitung, menjadi pulau yang saat ini sedang berkembang dan menjadi market bagi wisatawan mancanegara diluar Bali. Akan tetapi masih berkaitan dengan pulau. Belitung juga sebagai 10 destinasi prioritas yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Untuk Sumba, Rizky juga punya alasan kenapa menjadi salah satu Penelitian Kerjasama Luar Negeri (PKLN). Sumba selain terkenal dengan Nihi Sumba Island-nya sebagai World’s Best Awards (#1Hotel in The World) secara berturut-turut  di tahun 2016 dan 2017. Sumba pun memiliki kebudayaan yang unik dan karakternya sangat kuat.

“Di pasar Internasional, Sumba sedang naik sekali karena culture atau budaya. Sumba alamnya juga bagus. Ini paket yang komplit. Dan saat ini Sumba juga menjadi destinasi favorit milenial karena panoramanya yang sangat instagramable,” ujarnya.

Tidak hanya itu, environment sustainability  atau tourism  sustainability  menjadi isu global dan menjadi  perhatian masyarakat internasional dunia. Bisa diterapkan di Pulau Sumba hal itu yang menjadi perhatian para traveller dunia memberikan apreasiasi berupa harga yang lebih tinggi,  kepada industri pengelola akomodasi yang berhasil menerapkan tourism sustainability.

Rizky Handayani menambahkan, penyelenggaraan PKLN kali ini membahas obyek pariwisata di pulau-pulau kecil dari tinjauan sosial ekonomi maupun manajemen lingkungan. Sehingga bisa diimpelentasikan langsung di negaranya.

Selain itu, juga dapat memberikan pandangan bagaimana pengelolaan pulau-pulau kecil dengan kaitannya sebagai suitainable development. Small island ini sangat retan terhadap isu lingkungan.

“Tetapi jika kita bandingkan small island nya mereka sama small island nya kita berbeda. Belanda itu kan kecil banget, tetapi paling tidak profesor dan pengajar di sana punya pengalaman pelajaran di negara lain terkait pengelolaan small island,” ujarnya.

Menpar Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan PKLN kedua negara ini. Menurutnya, pariwisata Indonesia sangat konsern terhadap sustainable tourism. Dalam mengembangkan pariwisata kita menerapkan prinsip; Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan.

“Contohnya sangat jelas, yaitu pulau Sumba dengan Nihi Sumba Island yang berhasil dalam menjaga kelestarian lingkungan atau environment sustainability. Serta keperdulian sosial terhadap masyarakat sekitar, Isu menarik yang menjadi salah satu penilaian,” kata Arief Yahya. [Fatkhurrohim]