Seni Latte Art Starbucks 2025: Antara Ketepatan dan Emosi
Ada emosi yang menyusup ke dalam setiap gerakan — sebuah dialog sunyi antara barista dan cangkirnya. “Rasanya seperti menari dengan waktu,” ujar Fadhlan Gumilang, yang akhirnya keluar sebagai juara pertama, Jum’at, (16/10/2025).
“Kalau terlalu cepat, pola rusak. Kalau terlalu lambat, susu berubah tekstur. Semua harus seimbang — dan itu seni yang hanya bisa dipahami dengan hati,” lanjutnya.
Baca Juga : Rayakan Bulan Kebaikan Global, Starbucks Gelar “Green Up Your Day Run”
Bagi Starbucks, SLAC bukan sekadar lomba internal. Ini adalah ruang bagi para barista untuk menunjukkan nilai Craft, Crave, dan Connection — tiga filosofi yang menjadi dasar perjalanan Starbucks di Indonesia.
Head of Coffee & Partner Engagement PT Sari Coffee Indonesia, Mirza Luqman Effendy, menegaskan Craft adalah jiwa yang hidup di setiap cangkir. “Kami ingin para barista berani mengekspresikan diri, karena setiap tuangan latte art adalah bentuk dari kecintaan mereka terhadap kopi dan pelanggan,”ungkapnya.
Selain hadiah berupa paket perjalanan, voucher MAP, dan kesempatan berlaga di tingkat Asia-Pacific, para finalis membawa pulang sesuatu yang lebih berharga: pengakuan dan pengalaman. Bagi banyak barista, SLAC adalah titik balik karier — pintu menuju dunia yang lebih besar, di mana kreativitas mereka bisa menginspirasi sesama pecinta kopi.
Baca Juga : Starbucks Barista Championship 2025 Umumkan Pemenang dan Wakil Indonesia di Kompetisi Asia
Ketika busa mulai mengendap dan tepuk tangan reda, satu hal menjadi jelas: kompetisi ini tidak berakhir di atas panggung. Ia terus hidup di setiap gerai, di setiap senyum pelanggan yang menerima secangkir latte dengan pola hati sempurna — hasil karya tangan-tangan penuh dedikasi yang pernah berjuang di SLAC 2025. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Wartamedia Network WhatsApp Channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vb6hTttLSmbSBkhohb1J Pastikan kalian sudah install aplikasi WhatsApp ya.
- Editor : Fatkhurrohim
