News

Talk Show Sumpah Pemuda: Milenial Diminta Tak Jadi Penonton di Pemilu 2024

Sementara itu Nurlia Dian Paramita, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menyampaikan, tantangan pemilih milenial saat ini yaitu terlalu berjarak dengan visi misi para peserta pemilu. Mita pun meminta KPU untuk memberikan ruang kepada generasi milenial agar mendapat sosialisasi pendidikan politik dalan pemilu.

“Jadi jangan sampai pemilih milenial itu hanya menjadi penonton dalam pemilu. Buat para milenial itu tergerak untuk memilih karena meyakini adanya kesamaan visi misi dengan para peserta pemilu pilihannya,” ucap Mita.

Baca Juga : Cerita Dibalik Sepeda Ontel Hingga Mobil Anti Peluru Sang Jenderal

Mita pun menegaskan diskusi seperti yang diadakan Fostrab tersebut harus diapresiasi karena kegiatan itu merupakan bentuk nyata adanya ruang dialog antara milenial dengan pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu mendatang.

“Kalau dalam diskusi tadi kan dijelaskan, berdasarkan survei, banyaknya pemilih milenial itu banyak dipengaruhi oleh orang tuanya. Jadi kegiatan seperti diskusi warung kopi, lomba cerdas cermat, stand up comedy bisa menjadi edukasi pemilu yang efektif untuk melibatkan partisipasi pemilih milenial,” tutur Mita.

Sebagai informasi, diskusi yang dihelat oleh Fostrab tersebut diselenggarakan pada Jumat malam mulai sekitar pukul 20.00 WIB. Gelaran diskusi yang diadakan di kafe Digra Coffee and Eatery, dihadiri oleh sejumlah organisasi mahasiswa, tokoh kepemudaan, dan pegiat pemilu.

Baca Juga : Deklarasi Koalisi Alumni Diponegoro Melanggar Aturan

Untuk diketahui, pembicara dalam diskusi tersebut diampu oleh sejumlah tokoh seperti Anggota KPU, August Mellaz; Koornas JPPR, Nurlia Dian Paramita; Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro serta Pendiri Positive Movement, Inayah Wulandari Wahid. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *