Travel

Tingkatkan Aksesibilitas dan Amenitas Jadi Strategi Kabupaten Batang Tarik Wisatawan

Warta Event – Batang. PEMERINTAH Kabupaten Batang telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pernyataan ini disampaikan ole Wihaji, Bupati Batang saat menjamu sejumlah media nasional dari Jakarta pada Hari Jum’at tanggal (04/05/2018) lalu di rumah dinas Bupati Batang.  

Wihaji, mengakui bahwa aksesibilitas dan amenitas menjadi tantangan besar yang harus segera diselesaikan dalam mengembangkan destinasi di kabupaten tersebut. “Akses yaang terbatas menuju beberapa destinasi menjadi pekerjaan rumah bagi kami yang harus diselesaikan. Pasalnya, ada beberapa tempat wisata misal Pagilaran yang di atas pukul 17.00 WIB tidak ada lagi akses tranportasi umum yang lewat di sana,” ujar Wihaji.

Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa strategi untuk aksesibilitas darat dan udara ke berbagai destinasi wisata di Batang tengah digodok dan ditata. Untuk aksesibilitas udara, Memerlukan waktu lebih dari dua jam menempuh perjalanan antara Batang dengan Semarang. Untuk itu, saat ini pemerintah Kabupaten tengah mencari titik temu untuk mengusahakan pembangunan bandara perintis.

Sementara itu untuk jalur darat, kereta api ekonomi yang berhenti  di Stasiun Batang Lama dan Stasiun Batang Baru, serta transportasi umum langsung yang membawa wisatawan dari stasiun pekalongan menuju Batang menjadi target yang saat ini tengah diusahakan realisasinya.

“Untuk kereta, anehnya Batang memiliki dua stasiun, tapi tidak ada kereta yang berhenti. Pemerintah Kabupaten Batang sudah meminta secara resmi kepada PT. Kereta Api Indonesia (KAI), minimal kereta ekonomi berhenti di Batang. Opsi lain seperti membuat transpotasi umum dari Stasiun Pekalongan menuju ke berbagai destinasi wisata di Batang,” jelas Wihaji.

Mengenai amenitas, Kabupaten Batang masih terbilang minim fasilitas. Saat ini akomodasi yang tersedia hanya hotel bintang dua dan losmen. Untuk alternatif, di beberapa destinasi wisata seperti Sikembang, pemerintah daerah tengah dikembangkan homestay dan glamping. Konsep homestay dan glamping ini sejalan dengan program prioritas Kementerian Pariwisata. Dibandingkan hotel, pembangunan homestay juga lebih mudah dan fleksibel. 

Glamping yang termasuk dalam konsep nomadic tourism, merupakan alternatif tercepat lainnya melebihi homestay. Lewat nomadic tourism, dapat dibangun akomodasi yang sifatnya berpindah-pindah. Ada beberapa jenis nomadic accomodation selain glamping yaitu hotel karavan dan homepod.

Dengan berbagai tantangan menyangkut aksesibilitas dan amenitas, Kabupaten Batang tetap menyiapkan berbagai rencana pariwisata ke depan. Untuk 2019, Batang akan membangun superblock yang dilengkapi fasilitas hotel berbintang, mall, serta pusat hiburan. Membuat paket-paket wisata yang menonjolkan berbagai destinasi khas di Batang dengan wisata alamnya juga tengah disiapkan.

Wihaji berharap rencana ini dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik nusantara maupun asing. Pada 2017 lalu, kunjungan wisawatan nusantara mencapai 447 ribu wisnus. Sementara itu, wisatawan mancanegara masih mengandalkan para pekerja PLTU seperti pekerja Jepang, Korea dan India. [Fatkhurrohim]