WARTAEVENT.COM, Kab. Proboinggo – Perkembangan teknologi digital saat ini, semakin meroket seiring dengan mewabahnya pandemi virus Covid-19. Berbagai layanan digital bukan lagi menjadi hal yang baru bagi masyarakat, mulai dari belanja online hingga perbankan.
Gian Depa Hermawan, PMT & Business Development at PT. Shaffindo Energi, menjelaskan, peningkatan transaksi digital membuat masyarakat lebih mengandalkan tren pembayaran digital, hingga lupa bahaya apa yang akan mengintai di balik kemudahannya. Arti dari transaksi digital sendiri adalah pembayaran yang dilakukan secara nontunai, atau tanpa menggunakan uang fisik (cashless).
“Banyak media transaksi digital saat ini seperti Mobile Banking, link aja, dana, gopay, ovo, shopee pay dan media lainnya yang menyediakan layanan pembayaran hanya dengan menggunakan aplikasi yang terhubung ke internet,” ungkap Gian, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (02/11/2021).
Ia menambahkan, dengan transaksi digital masyarakat dimanjakan dengan banyaknya kemudahan praktis, seperti tidak perlu membawa uang cash yang pastinya memberikan keamanan secara fisik, banyaknya promo yang diberikan, transaksi cepat dan produk-produk yang ditawarkan lebih lengkap.
“Tapi dibalik kenyamanan dan kemudahan yang diberikan, tentunya ada banyak sekali celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk mencurangi para pengguna transaksi elektronik,” terangnya.
Mengatasi masalah keamanan bertransaksi digital, berikut tips dan trik yang bisa dicoba, seperti:
Setiap aplikasi ataupun media transaksi digital, mewajibkan penggunanya untuk membuat akun yang terdiri dari username dan password yang dibutuhkan saat login. Jangan berikan username dan password akun kepada siapapun dan jangan ditulis dimanapun. Hal ini dapat dimanfaatkan pelaku kejahatan digital, untuk membobol akun dan memanfaatkan informasi yang ada didalamnya sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pengguna.
Kode OTP (On Time Password) merupakan sebuah kode yang bersifat sementara, dimana biasanya kode ini akan diberikan ketika akan melakukan login pada aplikasi. Beberapa pelaku kejahatan memanfaatkan kode OTP ini untuk mengelabui pengguna, melalui telepon ataupun undian berhadiah yang meminta untuk memberikan kode OTP. Maka dari itu jika ada kode OTP yang masuk melalui SMS ataupun aplikasi lainnya tanpa diminta, wajib dicurigai bahwa ada orang yang mau membobol akun yang dimiliki.
Setiap akun yang digunakan untuk bertransaksi digital, pastinya memiliki password dan PIN, password ini harus diganti secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk mempersulit penyerang ataupun pelaku kejahatan dalam menebak password yang digunakan.
Jangan menginstal aplikasi yang berada diluar penyelenggara resmi seperti Playstore untuk android atau Appstore untuk iPhone. Banyak aplikasi yang tidak resmi yang disalurkan menggunakan media illegal.
Hal ini dipergunakan agar mengetahui adanya transaksi yang dilakukan tanpa sepengetahuan pengguna. Biasanya, setiap aplikasi yang digunakan untuk melakukan transaksi digital memiliki fitur notifikasi yaitu memberitahukan kepada pengguna apabila ada transaksi. Jika menemukan notifikasi mencurigakan, sebaiknya segera mengganti password yang kuat untuk mengamankan akun.
Maraknya link phishing yang sering disebarkan oleh teman atau kerabat, membuat rasa kepercayaan menjadi memudar. Apalagi yang membagikan link tersebut adalah orang yang sangat dipercaya dan dikenal.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (02/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Rynold Aberson Pardede (Project Director at Bien Cuit), Diding Adi Parwoto (Praktisi IT & Ketua LPM IAI Uluwiyah Mojokerto), Koe Kenny (Head of Sukses Polindo Mandiri (SPM)), dan Muhammad Umar (CEO CV. Sekoncoan Group) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
WARTAEVENT.com – Jakarta. Xiaomi Indonesia kembali mengguncang pasar smartphone dengan merilis Redmi 14C, sebuah perangkat terbaru dalam seri Redmi yang… Read More
WARTAEVENT.com – Yogyakarta. ARTOTEL Yogyakarta kembali menjadi wadah bagi seniman lokal untuk mengekspresikan karya seni mereka dengan mempersembahkan pameran seni… Read More
WARTAEVENT.com – Shanghai. Aris Sanjaya, bartender berbakat dari BASE Bali, Indonesia, membuat Asia Tenggara bangga dengan meraih juara kedua dalam… Read More
WARTAEVENT.com – Australia. Tourism Western Australia resmi meluncurkan Drive the Dream putaran kedua, sebuah kampanye pariwisata berbasis road-trip yang menampilkan… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Mercer Marsh Benefits meluncurkan laporan terbaru Indonesia Health and Benefits Study 2024, Kamis, (3/10/2024), di Jakarta. Dalam… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Lidah Lokal BAR, yang berada di ARTOTEL Gelora Senayan - Jakarta, turut memeriahkan Oktoberfest 2024 dengan tema… Read More
Leave a Comment