News

Waspada Jejak Digital di Medsos, Karier Bisa Terancam

WARTAEVENT.COM, Kab. Bangkalan – Media sosial atau medsos sepertinya diam-diam sudah mencatat setiap aktivitas Anda di dunia maya. Jika jejak yang Anda tinggalkan baik-baik saja, mungkin tidak akan masalah.

Edy Purwanto, Dosen FEB Universitas Wiraraja, menyebutkan jejak digital adalah arsip, data, riwayat atau profil perilaku digital yang dapat dicari dan dibagikan. Contohnya, antara lain, upload video di YouTube, memberikan komen di berbagai media sosial termasuk blog, menjadi Facebooker, mencuit di Twitter, skyping, kirim email, kirim attachment, bahkan sampai searching di Google.

“Jejak digital ini akan tersimpan di tempat terpencil dan tak bisa dihapus. Sehingga bisa menjadi informasi tersembunyi tentang seseorang itu. Tak heran jika kemudian jejak digital ini dapat membantu atau merusak reputasi yang bersangkutan. Selanjutnya berpotensi menghambat karir dan masa depan,” ujar Edy, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (04/11/2021).

Ia mengatakan, terkait karier dan masa depan, data bahwa 70% perusahaan melakukan penelitian online saat merekrut pegawai. Dan 66 persennya melihat jejak digital kandidat di Facebook.

Kemudian 70% manajer menolak kandidat berdasarkan informasi di online. Sementara itu 85% manajer dipengaruhi jejak digital positif saat mengambil keputusan. Di dunia pendidikan, sekitar 38% jejak digital negatif tutup peluang masuk perguruan tinggi pilihan, dan 33% perguruan tinggi meneliti jejak digital calon mahasiswa.

“Meski sudah ada pengendalian jejak digital, yaitu dengan UU ITE no. 19/2016. Dunia medsos adalah kehidupan maya yang berdampak nyata. Jejak negatif digital maya mengancam reputasi dan masa depan,” terangnya. 

Ia menyarankan, agar tak tersandung urusan jejak digital, pencegahan dengan memasyarakatkan jurnalisme kepada warga medsos. Yaitu dengan memasyarakatkan bahasa dan kode etik jurnalistik.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (04/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Oqke Prawira (Head of Hotel Operation Departement at Universitas Multimedia Nusantara), Teguh Hidayatul Rachmad (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bunda Mulia Jakarta), Sari S. Riana (CEO at PT NAP Committee of Ind Chamber of Commerce (Kadin) Committee of Ind Hotel Association of DKI Jakarta (PHRI DKI)), dan Delfia Noor Safitri (Finalis Putri Pendidikan Jawa Timur 2021) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *