Travel

40 Persen Pelaku Usaha Wisata Indonesia Adopsi AI, Pemerintah Dorong Lebih Banyak Adopsi di 2025

Teknologi ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan memantau kepadatan di area tertentu. Bandara Soekarno-Hatta, misalnya, sedang melakukan uji coba autogate di Terminal 3, yang memungkinkan penumpang melakukan check-in hanya dengan pemindaian wajah, tanpa perlu menunjukkan KTP atau boarding pass fisik.

“Teknologi AI ini tidak hanya mempercepat proses check-in, tetapi juga mengurangi penggunaan dokumen fisik, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan,” jelas Wahyu.

Baca Juga : Kunjungan Wisman ke Indonesia Meningkat 20,38%, Capai 9,09 Juta Sepanjang Januari-Agustus

Indonesia juga aktif bekerja sama dengan negara-negara yang sudah lebih maju dalam penerapan teknologi AI, seperti Korea Selatan dan Tiongkok. Menurut Wahyu, bandara di Korea Selatan dikenal memiliki teknologi biometrik terbaik di dunia, mampu mengidentifikasi perubahan wajah meskipun seseorang telah menjalani operasi plastik berulang kali.

Dengan belajar dari negara-negara tersebut, diharapkan teknologi AI dapat lebih cepat diadopsi oleh pelaku usaha wisata dan bandara di Indonesia, sehingga meningkatkan daya saing pariwisata nasional.

ITO 2025 bertema “Integrasi Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dan Artificial Intelligence (AI) Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia,” ini diharapkan bisa menjadi pendorong utama bagi pelaku usaha wisata di Indonesia untuk segera mengadopsi teknologi AI dan mendukung terciptanya pariwisata berkelanjutan.

Bacaa Juga : Harga Tiket Pesawat Masih Tinggi, Pemerintah Siapkan Kajian untuk Turunkan Biaya

Dengan semakin banyaknya pelaku industri yang mengadopsi AI dan teknologi digital, masa depan pariwisata Indonesia diprediksi akan semakin cerah dan mampu bersaing di tingkat global. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *