Film Impian 1000 Pulau: Promosikan Salah Satu dari 10 Destinasi Baru
Wartaevent.com – Jakarta. Indonesia harus bangga memiliki anak-anak muda yang kreatif, peduli pada daerah, kawasan dan negaranya. Adalah Komunitas Sineas Muda Indonesia, pada hari Senin (29/10/2018) kemarin baru saja menggear gala primier Film Impian 100 Pulau di Grand Indonesia, Jakarta.
Film yang diproduksi oleh anak-anak muda ini menceritakan tentang kisah nyata seorang anak muda yang hendak mengejar impiaannya namun dapar penentangan dari sang ayah yang bekerja sehari-hari menangkap ikan dengan cara muromi menggunakan kompresor.
Muromi, adalah teknik menangkap ikan dengan cara menumbukan kepala karang agar ikan keluar dari sarangnya. Maka dampaknya adalah terumbu karang akan punah. Padahal, terumbu karang adalah asset pemandangan bawah laut yang harus di jaga. Terlebih lagi, Pulau Seribu yang menjadi lokasi syuting, adalah satu dari 10 destinasi Bali Baru.
Napthali Ivan, Sutradara Film Impian 100 Pulau sesaat sebelum menonton gala premier di bioskop CGV, Grand Indonesia, Jakarta, mengatakan, Pulau Seribu dipilih sebagai lokasi oleh karena masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah.
Film ini, kata Ivan, akan dibawa Nobar di DKI Jakarta, bakal ada pre-sale dan gala premiere. ”Bagi teman-teman yang telah membeli tiket akan kita ajak ke bioskop dan dari setiap satu tiket penonton akan kita dedikasikan untuk menanam satu mangrove,” ungkap Ivan.
Sementara itu, Siti Soleha Sari, salah satu dari Produser Film Impian 1000 Pulau, mengungkapkan, Film Impian 1000 Pulau ini adalah kisah nyata dari keluarga di Pulau Seribu. Dan, memang benar adanya ada pelaku (nelayan) menangkap ikan dengan menggunakan kompresor.
“Sudah banyak korban yang meninggal karena menangkap ikan dengan teknik muromi ini. Selain itu. Teknik muromi ini pun merusak terumbu karang dan itu dilarang pemerintah, “ tambah Siti Soleha saat menggelar jumpa pers.
Film yang diproduksi Cuma 30 hari di emapt pulau, Pulau Kelapa 2, Pramuka, Perak dan Bulat ini menggunakan sistem inkubasi kreatif terintegrasi, Film Impian 1000 Pulau memberikan dampak social, dimana seluruh keuntungan dari film tersebut akan didedikasikan untuk pengembangan UMKM berbasis Eco Tourism di Kepulauan Seribu dan setiap pembelian satu tiket akan dikontribusikan untuk satu bibit tanaman mangrove.
Rifnu Wikana, salah satu tokoh utama film ini menyatakan, faktanya adalah hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia, sementara kondisi hutan mangrove itu kritis. Padahal Mangrove punya manfaat seperti; mencegah pemanasan global, mencegah erosi pantai, dan habitat perikanan. [Fatkhurrohim]