Transformasi Digital Jadikan Pariwisata Indonesia Berkelas Dunia
Wartaevent.com, Jakarta- Menghadirkan konsep pariwisata berkelas dunia, salah satu caranya dengan memperbanyak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Apa alasannya? Menteri Pariwisata Arif Yahya memaparkan dalam Obrolan @tempo, KEK dinilai salah satu cara mempercepat pertumbuhan Pariwisata. Sejak pariwisata ditetapkan sebagai leading sektor oleh Presiden Jokowi, pertumbuhan pariwisata Indonesia tercepat didunia. KEK dibuat untuk memangkas jalur perizinan. Penghambat utama sektor pariwisata karena lambannya sistem birokrasi dan berizinan yang bertele tele.
“Pariwisata itu bisnis, maju tidaknya tergantung dengan perizinan dan birokrasi. Artinya perizinan bisa dimudahkan dengan kehadiran KEK,” kata Arief saat memberikan pemaparan di Gedung Tempo, Palmerah, Jakbar (15/4/2019)
Melalui KEK, izin pembangunan dan pengembangan suatu fasilitas di area wisata cukup dibuat simpel, satu hari selasai. Caranya juga sederhana, yakni dengan mengedepankan transformasi digital. Semua harus terkoneksi dalam data digital. Jika ini berjalan investasi juga akan mudah masuk.
“Dalam lima tahun ini, tantangan terbesar saya adalah mengubah birokrasi menjadi korporasi. Hal tersebut tidak mudah. Birokrasi mementingkan cara, sementara saya mementingkan tujuan,” ujarnya.
Tantangan terbesar di Kemenpar adalah birokrasi yang membuat lambat. Karena itulah untuk mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata, dibutuhkan transformasi dari birokrasi menuju korporasi melalui teknologi digital, dan dilakukan deregulasi. Ia mencontohkan Vietnam yang saat ini mampu menjadi investor darling dan tourist darling sejak menerapkan deregulasi besar-besaran di sektor pariwisata.
Baca juga : Kabupaten Banyuwangi Siapkan 99 Event Unggulan di Tahun 2019
Hadir dalam diskusi obrolan @tempo Bupati Banyuwangi, Azwar Anas menambahkan, cara meminimalisasi hambatan birokrasi di wilayahnya dengan membangun Mall Pelayanan Publik khusus perizinan.
Sektor pariwisata telah menjadi skala prioritas pembangunan di Banyuwangi. Bahkan semua instansi dinas di pemerintahan Banyuwangi harus terhubung dengan sektor pariwisata.
“Saya sudah menerapkan kebijakan setiap bangunan baru di Banyuwangi harus bernilai destinasi wisata. PT INKA akan membangun pabrik kereta api tapi saya minta ada masjid dan museumnya. Akhirnya investor setuju dan akan dibangun museum kereta api terbesar di Asia dengan desain ala Banyuwangi,” ungkapnya.
Azwar Anaz menegaskan kini Banyuwangi maju pesat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi naik 115,4 persen yakni sekitar Rp 69,9 triliun. Pengangguran terbuka turun 50 persen dan berada di angka 3,07 persen. Dan yang terlihat jelas di depan mata, sudut sudut kota Banyuwangi kini terlihat bersih.