Hindari Hoaks dan Cyberbullying Dengan 5 R
WARTAEVENT.com, Kab. Tulungagung – Hoaks menjadi salah satu komponen penting dalam literasi digital. Karena persebaran hoaks digadang-gadang 20 kali lebih kencang daripada berita fakta. Ada beberapa ciri-ciri untuk membedakan berita hoaks atau fakta.
Berita hoaks biasanya membangkitkan emosi, sumbernya tidak jelas, memihat dan bias (biasanya terkait politik dan SARA), menggunakan data yang tidak jelas, meminta untuk disebarkan, memanfaatkan nama tokoh, memanfaatkan fanatisme dan ada manipulasi data atau gambar. Gambar bisa berupa foto atau video, misalkan kejadian lama yang disebar ulang dengan tanggal update dikait-kaitnya peristiwa tertentu.
Nina Ulfah, Managing Director Kura-kura Resort di Karimunjawa / Relawan MAFINDO pun menerangkan beberapa poin tentang hoaks dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021). Ada beberapa motif seseorang menyebarkan hoaks yaitu untuk kepentingan politik, uang, ideologi, kebencian dan bahkan hanya iseng.
“Orang menyebarkan hoaks ini bisa jadi karena 2 hal. Misinformasi dan disinformasi. Kalau misinformasi biasanya informasi salah tapi orang membangikan karena merasa percaya itu benar dan biasannya tidak sengaja. Biasanya si penyebar masih mungkin minta maaf saat diingatkan. Sementara disinformasi itu salah tapi yang membagikannya tahu jadinya disngaja. Penyebar biasanya resisten dan menjadi emosional jika diingatkan,” jelas Nina.
Hal lain yang patut diwaspadai adalah cyberbullying. Cyberbullying itu intimidasi, penindasan, pelecehan dan penghinaan yang dilakukan pelaku bully terhadap korban di dunia maya. Biasa terjadi di media sosial dan komunitas gaming online.
Jenisnya pun banyak seperti sengaja memprovokasi, mengganggu, menipu, pencemaran nama baik, cyberstalking serta tipu daya. Dampak dari cyberbullying ini pun cukup memprihatinkan dari mulai, menarik diri dari lingkung media sosial, perasaan dikucilkan lingkungan, kesehatan fisik dan mental serta depresi bahkan sampai ingin bunuh diri.
“Hindari hoaks dan cyberbullying dengan 5R. Right, semua orang punya hak berekspresi. Responsible, bertanggung jawab atas semua postingan kita. Reasoning, selalu tabayun atas semua informasi, Respect, hormati pendapat orang lain dan Resillence, daya tahan terhadap apa yang diterima di media sosial,” lanjut Nina.
Untuk mengecek apakah sebuah kabar hoaks atau fakta bisa menggunakan beberapa website seperti turnbackhoax.id, cekfakta.com, tularnalar.id
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021) ini juga turut menghadirkan pembicara yaitu Loina Lalolo Krina Perangin-angin (Dosen Ilmi Komunikasi SGU, MAFINDO, Tular Nalar), AA NGR Bagus Aristayudha (Relawan TIK Provinsi Bali, Dosen Universitas Bali Internasional), Rane Hafied (Chief Creative Officer PT Paberik Soeara Rakjat) dan Key Opinion Leader Clarissa Darwin.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.