News

Penyebaran Informasi di Media Sosial Sulit Dikontrol

WARTAEVENT.COM, Kab. Nganjuk – Era digital mampu membuat hidup lebih mudah. Dengan adanya internet, orang mampu berkomunikasi dengan lebih mudah. Dengan adanya mesin pencari, orang mampu mencari informasi dengan lebih mudah. Dengan adanya situs dan aplikasi penunjang kerja, orang mampu bekerja dengan lebih mudah.

Di sisi lain pengunaan internet telah menghasilkan jejak digital jauh lebih banyak dibandingkan dari waktu sebelumnya. Hal ini terjadi karena penggunaan smartphone jauh lebih berkembang sampai 2,32 miliar pengguna dari seluruh dunia.

Reiza Praselanova, SDM dan Litbang Relawan TIK Jawa Timur & Dosen dan Praktisi Komunikasi Digital, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021) mengatakan jejak digital dipastikan akan berada di internet selama-lamanya. Jejak digital memang bisa dihapus. Namun, sekali terunggah bisa sudah di screenshot orang lain. Screenshot ini lantas bisa diunggah ulang oleh orang lain ke berbagai layanan chat atau sosial media lainnya.

“Apabila tautannya dibagikan media sosial. Oleh karena itu, jejak digital tidak mungkin dihapuskan. kecepatan penyebaran sebuah informasi di media sosial. Secara fisik jejak digital mungkin dihapus tetapi sesuatu yang sudah terekam kemungkinan besar sudah ada di mana mana,” kata Reiza.

Lanjut Dia, apabila orang tersebut merupakan seorang tokoh, atau selebritis yang pastinya diperhatikan oleh masyarakat di media sosial. Dapat dipastikan, jejak digital itu tidak bisa dihapus.

“Masyarakat Indonesia yang melihat aktivitas tokoh atau selebritis di media sosial cenderung membagikan ke akun pribadinya, kemudian teman di akun medianya juga membagikannya, dan seterusnya,” ujarnya.

Reiza mengingatkan, penyebaran informasi di media sosial sulit dikontrol. Bisa saja si empu yang menuliskan pendapat di media sosial sudah dihapus, namun orang lain yang membagikan postingan tersebut masih memiliki itu.

“Hampir tidak mungkin karena sekian banyak orang melihat dan bisa saja membagikan postingan tersebut. Belum lagi media sosial juga secara otomatis mem-back up jejak digital itu,” ungkapnya.

Ia juga menerangkan, masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. Jejak digital tidak dapat dihapus secara tuntas. Masyarakat diharapkan berpikir lebih sebelum menggunakan media sosial agar postingan tersebut tidak disalahgunakan dikemudian hari.

“Jadi kalau tidak mau disalahgunakan harap berhati hati meninggalkan jejak di media sosial. Jadi mungkin hari ini Anda pro sayap kanan, tahu-tahu beberapa tahun kemudian jadi sayap kiri. Wah itu luar biasa akan dimanfaatkan akan berbalik ke Anda,” terangnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (2/7/2021) juga menghadirkan pembicara, Khoirul Anwar (Guru SMP Yadika Bangil Full Day School & Owner Arjuna PG Group), Dr. Mondry (Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya), Rahmat Ika Pakih, (Owner ANITA SOUVENIR), dan Aprilia Frinanda Setiawan sebagai Key Opinian Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *