Hoaks Masih Menjadi Permasalahan Di Media Sosial
WARTAEVENT.COM, Kab. Lumajang – Pandemi mendorong semua lapisan masyarakat banyak interaksi secara daring (virtual). Baik aktivitas pendidikan maupun rutinitas di tempat kerja. Media digital pun dimanfaatkan perpustakaan untuk menawarkan layanan digital kepada seluruh masyarakat, sehingga bisa memberikan kesempatan masyarakat di pelosok daerah yang kurang mendapatkan akses buku fisik bisa menikmati buku digital.
“Tantangannya jika tidak menyaring informasi, di era digital juga banyak informasi yang tidak benar alias hoaks. Karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki kemampuan literasi yang baik, sehingga tidak mudah terhasut dengan informasi yang absurd,” kata Agus Gunawan, Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Jawa Timur & Owner Omah Hidroponik, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/7/2021).
Ia menambahkan, seharusnya literasi digital bisa meningkatkan kegemaran membaca, hingga membantu masyarkat untuk menciptakan barang dan jasa yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat bukan untuk menyebarkan hoaks.
“Karena penyebaran hoaks masih menjadi permasalahan di media sosial. Bahkan, tokoh-tokoh nasional berpengaruh kadang turut larut dalam berita bohong yang tidak jelas sumbernya,” tuturnya.
Pengguna internet di Indonesia dengan smartphone sebesar 85 %, laptop atau notebook 32%, PC Desktop 14% dan tablet 13%. Lima hal yang paling sering diakses pengguna internet Indonesia media sosial, pesan instan, baca berita, cari data dan informasi dan streaming video.
Menurut survei MASTEl 2017, hoaks bisa menyebar dari media sosial 92,4% aplikasi chat 62,8 % situs web 34,9%, televisi 8,7%. Saat ini isu hoaks paling banyak seputar politik 91,8 %, SARA 88,6 % dan kesehatan 41,2 %.
Agus menjelaskan, banyak warganet terjerumus lingkaran berita bohong lantaran kerap berkunjung ke laman atau lini masa terkait konten tersebut. “Inilah yang dinamakan algoritma digital. Anda akan terjebak oleh kebodohan yang diciptakan sendiri. Dengan demikian, selalu periksa informasi dengan membandingkannya dari media yang terpercaya,” pesan Agus.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/7/2021) juga menghadirkan pembicara Rizky Ardi Nugroho (Podcaster Do You See What I See), Deden Soifudin, dan Cukup Abadi (Relawan TIK Lamongan), dan Deananda Ayusaputri sebagai Key Opinian Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.