Berikan Posting Positif Ketika Berinteraksi Di Medsos
WARTAEVENT.COM, Kab. Lumajang – Kemudahan mengakses internet membuat kita semakin bebas mengekspresikan diri di sosial media. Namun, kebebasan itu tidak selamanya berujung baik. Buktinya, masih banyak ditemui komentar yang kurang pantas dan malah menimbulkan konflik. Apalagi, beberapa waktu lalu terdapat kasus perundungan di dunia maya yang berujung maut.
Hal itu diungkapkan R. Panji Oetomo, Pegiat Literasi Digital, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (7/7/2021). Bagaimana tidak, pengguna internet di Indonesia pada Februari 2021 meningkat menjadi 202 juta jiwa. Peningkatan itu membuat orang gampang berkomentar atas berita atau pidato.
“Seharusnya dalam memberikan komentar masyarakat harus berpikir ulang. Apakah komentarnya bagus atau tidak dan juga benar apa salah. Karena di medsos dunia maya terkoneksi dengan identitas Anda di dunia nyata,” ujarnya.
Lanjutnya, fenomena yang kurang mengenakkan seperti ini, bisa dicegah. Salah satunya, dengan mengendalikan diri sendiri. Berikut tips bijak saat hendak berkomentar di sosial media:
- Berikan komentar sesuai konteks permasalahan. Saat mencuat permasalahan di media sosial, kita memiliki kecenderungan untuk ikut memberikan opini. Sebenarnya itu adalah hal yang lazim terjadi. Tapi, alangkah lebih bijak bila berkomentar sesuai konteks masalah yang sedang hangat dibicarakan.
- Hindari menyerang pribadi seseorang. Ketika mengomentari sebuah isu, sering muncul beberapa oknum membawa-bawa latar belakang seseorang. Mereka tidak lagi berkomentar pada konteks masalah, tetapi justru menyerang pribadi orang yang sedang diperbincangkan atau malah menyerang sesama netizen.
- Gunakan bahasa yang sopan. Setiap orang punya hak berkomentar. Namun, pergunakan kata-kata sopan. Hindari memakai kata makian atau menyebut nama hewan untuk menjelekkan. Berikan pendapat tanpa harus menyakiti hati.
- Hargai pendapat orang lain. Pendapat setiap orang bermacam-macam karenanya, kita tentu berbeda. Berkaca dari itu, sepatutnya kita menghargai pendapat orang lain. Menghargai bukan berarti selalu setuju. Kita bisa berada di sisi seberang dengan menyampaikan argumen berbeda.
- Pikirkan kembali sebelum berkomentar. Memberikan pendapat pada suatu persoalan memang tidak ada salahnya. Tapi, pertimbangkan kembali apakah kamu benar-benar memahami apa yang sedang jadi sorotan atau tidak? Kalau tidak yakin, lebih baik urungkan niatan berkomentar.
“Berkomentar di sosial media di satu sisi mendatangkan kebaikan, tapi bisa membawa keburukan bila tak bersikap bijak saat berkomentar. Ingat, jari jemari kita akan jadi bumerang kalau tak berhati-hati. Untuk itu, selalu bijak bersosial media,” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (7/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Edy Wihardjo (Praktisi Pendidikan & Relawan TIK), DR. Rita Gani (Dosen Fikom UNISBA & Penulis Buku Virtual Public Speaking), dan Reiza Praselanova (Relawan TIK Indonesia).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.