Gunakan Bahasa Santun Ketika Berkomunikasi di Internet
WARTAEVENT.COM, Kab. Probolinggo – Dunia maya adalah media atau dunia virtual yang sengaja dibuat untuk mempermudah interaksi dan pekerjaan manusia dari jarak jauh. Karakteristik dari dunia maya sendiri itu adalah beroperasi secara virtual, berubah sangat cepat dan tidak mengenal batas teritorial, dan informasi dalam dunia maya bersifat terbuka dan selalu up to date.
Kita sebagai pengguna internet harus memiliki etika dan bijak dalam berinteraksi. Hal itu penting karena sebagai pengguna internet memiliki latar belakang dan budaya berbeda-beda. Pengguna internet adalah orang-orang yang hidup dalam dunia anonimus, yang tidak mengharuskan orang didalamnya menyatakan identitas asli dalam berinteraksi.
“Berbagai macam fasilitas yang diberikan di Internet, memungkinkan seseorang untuk bertindak etis. Dalam beretika kita harus memperhatikan pengguna internet setiap waktunya akan selalu bertambah. Dengan begitu, tidak bisa dipungkiri lagi internet memiliki tantangan tersendiri dalam menghargai perbedaan yang tentunya berasal dari latar belakang yang berbeda,” ucap Yulius Christian, Tim Endless Probolinggo, saat menjadi pembicara pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (9/7/2021).
Ia menjelaskan, netiket merupakan etika seorang pengguna dalam berkomunikasi lewat internet. Ini berfungsi untuk mempertahankan pergaulan dan hubungan baik dalam interaksi melalui dunia digital. Meski tidak bertemu secara langsung, etika dalam berinternet tetap diperlukan. Kita harus memiliki prinsip untuk memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain.
“Gunakan internet dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai jari kita menimbulkan miskomunikasi atau bahkan menyakiti orang lain,” jelasnya.
Menggunakan bahasa sopan merupakan salah satu etika dalam menggunakan internet. Misalnya menggunakan kata maaf, tolong, dan terima kasih meski dilakukan menggunakan internet. Tidak menyebarkan sesuatu yang bersifat pribadi. Jangan curhat berlebihkan menggunakan media sosial, jangan kita memposting masalah pribadi itu secara online.
Lanjutnya, memilih teman dalam media sosial yang membawa pengaruh positif juga penting. Kehidupan positif di media sosial memudahkan kita membangun relasi dengan orang positif juga. Menghargai privasi orang lain pun menjadi etika di media sosial, karena tidak semua hal yang berhubungan dengan orang lain harus di-upload ke media sosial.
Berinteraksi di internet sama dengan berinteraksi secara langsung. Keduanya memerlukan etika. Dalam kecakapan digital tidak hanya diperlukan untuk menguasai teknologi, tetapi juga dibarengi dengan adanya etika.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (9/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Agus Subiyanto (Founder Liputan D6 @Facebook Group), Ridho Muhammad Farid (Tim Socmed PAC Ansor Tongas), Ihya Ulumuddin (Founder Kitabaca.id dan Dosen IAIS), dan Lintang Pandu Pratiwi.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.