Dibalik Fenomena Marketplace Menjadi Platform Yang Banyak Digunakan Dalam Transaksi Jual Beli
WARTAEVENT.com – Pamekasan. Berkembangnya literasi digital menjadikan marketplace salah satu platform yang banyak digunakan dalam hal transaksi jual beli. Merketplace sendiri merupakan website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko.
Di negara kita, terdapat 4 marketplace yang familiar di tengah masyarakat, yaitu Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada. Keempat marketplace ini memiliki ciri khas dan keunggulannya masing-masing.
Rizqi Mulyantara, CEO DigiTiket, menyampaikan dengan menggunakan marketplace, seseorang bahkan bisa melakukan usaha tanpa modal. Penjual juga bisa mengunggah produk sebanyak banyaknya. Model bisnisnya dengan sistem dropshipper yang marak digunakan pada tahun 2020. Namun, bisnis drop shipper saat ini sudah tidak menjamin keuntungan yang besar. Karena, setiap penjual dengan nama besar rata-rata memiliki toko di dua atau lebih marketplace.
“Marketplace sangat booming beberapa tahun terakhir karena memberikan kepercayaan kepada pembeli. Marketplace dianggap aman karena ada rekening bersama (rekber), sistem keamanan, dan review yang terpercaya. Sebelum markeplace hadir, pembeli sangat khatawir dalam melakukan transaksi online karena takut barangnya enggak sesuai atau ditipu barangnya enggak sampai. Pergeseran marketplace dari tahun 2010 – sekarang sangat masif,” ujar Rizqi dalam Webinar di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021).
Keunggulan utama lain bagi penjual dalam menggunakan marketplace yaitu promosi gratis. Terkadang, marketplace ini mengiklankan produk dengan Google Ads dan Facebook Ads.
“Ini adalah keunggulan marketplace Indonesia yang berhasil menangkap keinginan pembeli. Pembeli pernah melihat barang apa, dan sedang mencari barang apa. Iklan ini juga memberikan peluang untuk seller. Penggunaan marketplace juga lebih mudah dan cepat karena sudah ada sistemnya, jadi terintegrasi dari mulai pembayaran hingga pengiriman. Secara experience dan keamanan marketplace lebih mudah dibandingkan dengan online shopping via Instagram dan Facebook,” paparnya.
Sekarang, para marketplace berlomba-lomba memberikan diskon ongkir dan cashback. Hal ini menguntungkan seller karena pihak marketplace meningkatkan engagement dari orang lihat barang tersebut hingga membelinya. Untuk seller promosi jenis ini juga dapat meningkatkan penghasilan toko.
Ia mengatakan, pada marketplace, kunci utama mendapatkan pembeli adalah rating dan repurtasi. Dibandingkan harga, reputasi yang baik lebih banyak menarik pembeli karena dianggap toko terpercaya. Selain itu, pelanggan juga tidak mengkhawatirkan mengenai pelayanan dan kualitas barang yang dijual.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (15/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Tiurida Lily Anita (Faculty Member at Binus University), Ahsani Taqwim Aminnudin (Dosen Ilmu Komunikasi at Pakuan University), Noven Suprayogi (Dosen FEB UNAIR), dan Anjani Adyalaksmini sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)