Adaptasi Berkarier di Era Digital
WARTAEVENT.COM, Kab. Mojokerto – Memasuki era industri 4.0 ini artinya banyak tren pekerjaan di masa depan yang bakal berubah menyambut revolusi industri 4.0. Tren ini pun berpengaruh pada pekerjaan yang banyak dicari tahun 2022 mendatang.
“Era digital adalah zaman di mana kehidupan manusia sangat bergantung pada teknologi. Kemunculan era digital ini sudah dimulai sejak lama lho, awalnya teknologi digital ditandai dengan kemunculan internet yang membuat kehidupan manusia semakin mudah,” ungkap Mohammad Alfin Al-Huda, Founder & CEO CV. Huni Raya Group Pasuruan, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021).
Ia mengatakan, berbagai kemudahan ini semakin dirasakan setiap harinya. Misalnya, saat kelaparan atau hendak mengirim barang ke teman, tapi malas gerak (mager), tinggal gunakan jasa pesan antar untuk mengirim barang ke teman kamu.
“Dari ilustrasi ini saja sudah terjadi perubahan besar pada tren pekerjaan di masa depan. Dengan sentuhan teknologi, profesi tukang ojek menjadi naik kelas dan sangat dibutuhkan masyarakat,” paparnya.
Menurut Alfin, era digital atau revolusi industri 4.0 ini membawa keuntungan sekaligus ancaman bagi manusia di kemudian hari. Penggunaan teknologi otomatisasi dan teknologi sibernetika di bidang industri, diprediksi bakal membuat beberapa profesi menjadi tidak dibutuhkan lagi di masa depan.
Era ini membuka sejumlah peluang baru berupa pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya. Bukan hanya menjadi saluran untuk mengekspresikan diri, pekerjaan tersebut bisa dijadikan karier profesional bagi seseorang dan berikut adalah beberapa contohnya:
- Content Creator. Berawal dari keinginan berbagi hal yang disukai, Content Creator kini dianggap sebagai profesi menjanjikan. Medium yang biasa digunakan adalah media sosial seperti Instagram dan YouTube. Di kanal tersebut, para kreator bebas mengekspresikan diri dan berbagi dengan pengikutnya. Selain mendapatkan uang dari jumlah penonton konten yang dibuatnya, mereka pun bisa menjadi jembatan antara brand dengan konsumen lewat kerja sama bisnis yang tentu menghasilkan uang.
- Atlet E-sports. Pada era digital saat ini, e-sports telah menjadi cabang olahraga baru yang menjanjikan. Para atlet e-sports ini bukan hanya bermain game untuk kesenangan, namun juga membawa keahliannya ke kancah internasional dengan menghadapi lawan dari seluruh dunia. Semakin besar turnamennya, maka semakin besar juga nominal hadiah yang akan didapatkan.
- Front-end dan Back-end Developer. Profesi ini jelas menjadi tulang punggung bagi kenyamanan dan keamanan para pengguna saat berselancar di dunia maya. Keduanya berperan untuk menjamin kelancaran pengalaman pengunjung website dan pengguna aplikasi. Karenanya, setiap perusahaan yang “melek” teknologi pasti membutuhkan kedua profesi ini.
- Data Scientist. Data adalah primadona di era digital saat ini. Seorang data scientist berperan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyimpulkan perilaku para peselancar di dunia maya. Data yang tepat dan lengkap ditambah ketelitian seorang data scientist adalah resep rahasia untuk memahami para konsumen dan peluang yang bisa didapatkan darinya.
- Pendiri Startup. Kabar baik bagi para entrepreneur, era digital membuka peluang besar bagi perusahaan rintisan yang menawarkan solusi bagi permasalahan yang ada. Selain memberikan solusi bagi khalayak, mendirikan startup pun akan membuka jejaring baik bisnis maupun personal, bahkan hingga tingkat internasional.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (23/7/2021) yang menghadirkan pembicara Selviana Yuliani (Key Opinion Leader & Video Content Creator), dr. Ikfina Fahmawati (Bupati Mojokerto), Reza Praselanova (Praktisi IT & Relawan TIK), dan Erwan Adi Saputro (Dosen UPN Veteran Jawa Timur).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.