Beberapa Cara Mengamankan Akun Media Sosial
WARTAEVENT.COM, Kab. Trenggalek – Media sosial bagi tokoh publik bisa dikatakan adalah sebuah aset. Selain membantu mereka untuk terhubung dengan para penggemar, aset tersebut juga bisa menolong mereka memasarkan produk suatu bisnis yang kerjasama dengan mereka atau yang lebih dikenal dengan istilah endorsement.
“Menjadi seorang tokoh publik juga berarti harus siap dengan segala macam ancaman serangan yang dilakukan oleh penjahat siber untuk mengincar akun media sosial. Di beberapa kasus, surat elektronik atau surel milik mereka juga menjadi korban pembajakan,” ungkap Ismita Saputri, Co-Founder Kaizen Room & Business Coach UMKM, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021).
Kejahatan siber banyak yang menimpa beberapa tokoh publik di Indonesia. Karena merebut secara paksa atau membajak suatu akun adalah hal yang terlalu receh untuk disebut peretasan. Menurut saya, peretasan lebih tepat digunakan untuk sesuatu yang lebih tinggi derajatnya dan tidak berhubungan dengan akun media sosial.
Pengguna media sosial harus dapat menjaga informasi data pribadi mereka. Karena bisa saja orang lain melakukan tindakan kejahatan dengan mengatasnamakan diri Anda. Untuk itu, beberapa tips aman bermain media sosial, seperti:
- 1.Gunakan Kata Sandi yang Kuat.
Buatlah kata sandi yang sedikit rumit agar akun media sosial Anda tidak mudah diretas. Kata sandi yang kuat biasanya panjang. Selain terdiri dari huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Memang cukup sulit untuk mengingatnya, namun dengan kata sandi tersebut terbilang lebih aman.
- Investasi VPN.
Jaringan pribadi virtual (VPN) memberi Anda privasi dan anonimitas online dengan membuat jaringan pribadi dari koneksi internet publik. VPN menutupi alamat protokol internet (IP) Anda, sehingga tindakan online Anda hampir tidak bisa dilacak. Yang paling penting, layanan VPN membangun koneksi yang aman dan terenkripsi untuk memberikan privasi yang lebih besar daripada hotspot Wi-Fi. Gunakanlah VPN yang berbayar.
Hambatan terbesar bagi peretas adalah otentikasi multi-faktor dan enkripsi. Setidaknya bagi mereka yang ingin sedikit lebih aman saat menggunakan internet di ruang publik. Terutama jika Anda merasa perlu menghubungkan ke bandara umum, kafe, atau jaringan perpustakaan.
- Buatlah Email yang Unik untuk Media Sosial.
Hindari menggunakan email yang sama untuk media sosial dan akun lainnya. Sehingga ketika akun media sosial Anda diretas, peretas tidak akan mencapai akun lainnya seperti e-commerce dan sebagainya.
- Jangan Sembarangan Klik Tautan.
Ketika Anda mendapatkan email yang berisi tautan, jangan langsung mengkliknya. Pastikan terlebih dahulu tautan tersebut aman atau buka pada peramban dengan mengcopynya. Pasalnya tautan biasanya berisi malware yang dapat mengambil data pribadi Anda. Selain itu tautan juga kerap kali menyodorkan formulir agar target mengisi data pribadinya.
- Jangan Bagikan Informasi Pribadi.
Dengan maraknya peretasan dan pencurian data pribadi. Pengguna juga perlu untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan membagikan informasi pribadi terlalu detail di media sosial seperti nama lengkap, alamat, nomor identitas, alamat sekolah, dan banyak lagi. Sebaiknya Anda juga mengatur akun sebagai privasi untuk menghindari pencurian data.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (29/7/2021) juga menghadirkan pembicara Oktavian Jasmin (Coo PT. mandala Prima Makmur & CEO PT. Trimitra Boga Sukses), dan Ponco Bagyo Susilo (Pengiat IT & Relawan TIK).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.