Tiga Cara Cegah Kecanduan Digital pada Anak
WARTAEVENT.COM, Kab. Nganjuk – Sekarang ini, anak-anak banyak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan secara online, seperti komunikasi, belajar, menonton film, bermain game, dan lainnya.
Anak-anak dan dunia digital saat ini tidak bisa dipisahkan. Bahkan mereka telah mengenali dunia digital sejak usia sangat dini. Ratna Winahyu Utami seorang Produser & Penyiar di Radio Kosmonita Malang menjelaskan terdapat dua tahapan usia anak-anak, yaitu early childhood (1-6 tahun) dan later childhood (6-12 tahun).
“Kita harus paham usia anak-anak karena cara menanganinnya berbeda berbeda. Orang tua juga sudah tidak bisa lagi membandingkan kehidupannya saat kecil dengan dunia anak sekarang karena sudah tidak relevan,” tutur Ratna saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (2/9/2021).
Akan tetapi, orang tua perlu mengingat di tengah canggihnya teknologi, gawai bukanlah solusi untuk mendiamkan anak. Anak tetap harus diajak beraktivitas secara fisik dan berinteraksi secara langsung agar penggunaan gawai ini tetap berdampak positif bukan sebaliknya.
“Kebaikan dunia digital mempermudah anak-anak mendapatkan dan menggali informasi. Anak bisa kenal berbagai negara beserta budayanya,” paparnya.
Dampak positif lainnya yaitu membuka wawasan tanpa terbatas lokasi, kreatif dan bisa belajar dari siapapun. Misalnya, sekarang ini sekolah baik formal dan non formal menggunakan teknologi dan internet. Begitu pun dengan hiburan, seperti game, film, musik dan lainnya.
Di samping itu, keburukan dunia digital juga mengintai anak-anak, seperti paparan konten negatif (pornografi, kekerasan, cyber bullying), predator anak-anak, timbulnya masalah kesehatan fisik dan mental (kecanduan, sulit berinteraksi, dan emosi yang tidak stabil).
Kecanduan menjadi salah satu masalah paling umum yang ditimbulkan akibat penggunaan gawai secara berlebih. Oleh karena itu, Ratna memaparkan bagaimana cara untuk mencegah kecanduan gadget pada anak-anak di dunia digital, yaitu:
- Membuat aturan yang tegas dan disiplin dalam penggunaan gawai. Aturan ini bisa mengenai durasi yang disepakati oleh anak dan orang tua. Buat juga kesepakatan jika ada yang melanggar.
- Pendampingan dari orang tua atau orang dewasa saat screen time. Orang tua bisa mengontrol konten yang diakses oleh anak.
- Buat jadwal bermain atau aktivitas fisik yang disepakati bersama. Ratna mengatakan, peran orang tua sangat penting dalam hal ini. Dengan menjalankan aktivitas fisik, anak jadi bergerak dan menjauhi gadget.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (2/9/2021) juga menghadirkan pembicara Jatmiko Fitri H (Ketua RTIK Magetan), Darwin Tenironama (Managing Director IMS Hospitality Management Consulting), Jean Christy Sihotang (Teacher at Ora et Labora Senior High School), dan Segi Rahadian Albariqy sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.