Unggahan di Media Sosial Ini Bisa Merugikan
WARTAEVENT.COM, Kab. Sumenep – Penggunaan media sosial hampir menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan netizen saat ini. Warganet aktif mulai dari sekadar mencurahkan perasaan, berbagi foto dan video hingga bersilaturahmi dengan teman lama juga untuk mendapat teman baru.
Dhoqi Dofiri, Founder Dolovis, saat ini, media sosial sudah digunakan oleh hampir semua orang yang terhubung ke internet. Namun, media sosial yang harusnya berfungsi sebagai wadah untuk berbagi informasi atau penunjang karier, justru kerap dijadikan tempat mencampuri urusan orang lain.
“Makanya kita sebagai pengguna, harus menggunakan media sosial secara bijak,” ujar Dhoqi, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021).
Ia menambahkan, hindarilah mengunggah konten yang bakal memberikan dampak negatif, terutama untuk perkembangan karier. “Pasalnya, konten yang diunggah di media sosial secara tidak langsung menunjukkan kepribadian Anda,” jelasnya.
Agar media sosial tidak menjadi bumerang yang membawa pada kehancuran, jangan pernah mengunggah konten-konten berikut ini, seperti:
- Unggahan yang Mengandung SARA atau Menyinggung Etnis Tertentu
Setiap orang memiliki latar belakang berbeda-beda. Maka dari itu, jangan pernah melempar komentar mengandung SARA (suku, agama, ras dan antargolongan). Hindari menyampaikan komentar yang terkesan menyinggung latar belakang orang lain, terutama yang berkaitan dengan etnis tertentu. Topik mengenai etnis sebaiknya dijauhi, agar hidup terhindar dari pertikaian di dunia maya.
- Ikut Campur Urusan Pribadi Orang Lain
Fokuslah untuk mengurusi hal-hal yang menjadi bagian dari hidup Anda. Apabila orang di sekitar mulai membicarakan orang lain, sebaiknya menjauhlah ke tempat lain agar Anda terhindar dari gosip. Biarlah menjauh dari kehidupan pribadi orang lain menjadi motto hidup Anda.
- Masalah tentang Kehidupan Pribadi
Dalam hidup, Anda pasti pernah merasa sedih, takut, galau, dan marah. Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena dikecewakan oleh orang lain atau mengalami peristiwa yang tidak diinginkan. Apa pun masalah yang sedang dihadapi saat ini, sebaiknya jangan menceritakan masalah ini di media sosial, agar masalah tidak justru bertambah parah.
- Body Shaming di Media Sosial
Body shaming sama saja seperti bullying, yang dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang. Dalam jangka panjang, body shaming dapat berakibat fatal, seperti munculnya keinginan untuk bunuh diri karena merasa dikucilkan masyarakat. Untuk itu, hormatilah orang lain tanpa memandang bentuk fisiknya. Lagipula, everyone has their inner beauty yang menjadikan dirinya berbeda dengan orang lain.
- Foto Pribadi yang Terlalu Seksi
Sebelum mengunggah foto di media sosial, perhatikan apakah foto tersebut nantinya dapat mengundang konflik atau tidak. Hindari mengunggah foto yang terlalu seksi untuk menghindari komentar negatif dari para netizen.
- Memberitahukan Informasi Pribadi
Informasi pribadi, seperti nama, tempat tinggal, pekerjaan, tempat kerja, status marital, apalagi nomor rekening, sebaiknya tidak diunggah ke media sosial. Informasi ini bisa saja membahayakan atau merugikan diri Anda di kemudian hari.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021) juga menghadirkan pembicara Naghfir (Dosen UIN Malang & Praktisi Hukum), Tiurida Lily Anita (Faculty Member at Binus University & Assesor Hotel and Restaurant at BNSP), Prasetyo Adi (Founder Kawakibi Digital Branding), dan Delfia Noor Safitri (Beauty Vlogger & Influencer) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.