Jenis-jenis Cybercrime yang Perlu Diwaspadai
WARTAEVENT.COM, Kab, Sumenep – Kejahatan dunia maya adalah sisi lain dari keamanan siber, spektrum besar aktivitas merusak dan ilegal yang dilakukan menggunakan komputer dan Internet. Menurut Ridan Muhtadi, Dosen FEB IAI Miftahul Ulum Pamekasan & Kepala Dept. Riset Madura Idea Foundation, kejahatan dunia maya secara luas didefinisikan sebagai aktivitas ilegal apa pun yang melibatkan komputer, perangkat digital lain, atau jaringan komputer.
“Contoh cybercrime di antaranya yaitu ancaman keamanan cyber seperti rekayasa sosial, eksploitasi kerentanan perangkat lunak, dan serangan jaringan. Tetapi itu juga termasuk tindakan kriminal seperti pelecehan dan pemerasan, pencucian uang, dan banyak lagi,” ujar Ridan, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin (6/9/2021).
Ia menjelaskan, kejahatan dunia maya menargetkan individu dan perusahaan. Biasanya, penyerang menargetkan bisnis untuk keuntungan finansial langsung atau untuk menyabotase atau mengganggu operasi.
“Para pelaku biasanya menargetkan individu sebagai bagian dari scam skala besar, atau untuk membahayakan perangkat mereka dan menggunakannya sebagai platform untuk aktivitas jahat,” terangnya.
Lanjutnya, untuk melindungi diri sendiri, Anda perlu mengetahui tentang berbagai cara di mana komputer dapat diretas dan privasi dilanggar.
Berikut jenis-jenis cybercrime yang perlu diketahui jika banyak dari kegiatan dan bagian hidup telah menyatu dengan internet, seperti:
- Penipuan Online
Jenis-jenis cybercrime yang pertama yaitu penipuan online, adalah penipuan yang terjadi secara online.Hal tersebut bisa berupa penipuan agar memberikan detail pribadi secara online dengan munculnya iklan yang memberi tahu bahwa Anda telah memenangkan sesuatu dan meminta detail kartu untuk membayar pengiriman. Sayangnya, Anda tidak akan pernah menerima apapun tetapi akan mulai memperhatikan transaksi aneh yang datang dari rekening bank.
- Penipuan Phishing
Jenis-jenis cybercrime yang kedua yaitu penipuan phishing. Penipuan phishing adalah upaya penipu untuk menipu agar memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening bank, kata sandi, dan nomor kartu kredit. Penipu ini akan menghubungi secara tiba-tiba, melalui email, pesan teks, panggilan telepon atau bahkan melalui media sosial, berpura-pura menjadi bisnis yang sah seperti bank, perusahaan telepon, atau bahkan penyedia internet.
- Malware
Malware adalah kontraksi perangkat lunak berbahaya ke sistem Anda. Ini adalah perangkat lunak yang ditulis dengan tujuan menyebabkan kerusakan pada data dan perangkat. Malware adalah nama menyeluruh untuk berbagai jenis virus seperti ‘trojan’ dan ‘spyware’. Malware sering kali dilakukan melalui berbagai virus yang akan masuk ke komputer dan menyebabkan malapetaka, dengan merusak komputer, tablet, ponsel, sehingga pelakunya dapat mencuri detail kartu kredit dan informasi pribadi lainnya.
- Bom Email
Bom email lebih merupakan bentuk penyalahgunaan internet. Pengeboman email adalah kelebihan email yang diarahkan ke satu alamat email, ini akan menyebabkan orang yang menerima server email menjadi lamban atau bahkan crash. Mereka mungkin belum tentu mencuri apapun dari Anda, tetapi memiliki server yang lamban bisa sangat merepotkan dan kerja keras untuk memperbaikinya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Senin (6/9/2021) juga menghadirkan pembicara Moh. Arifin (Wakil Sekretaris Umum MASEI Jatim & Dosen STAI), Hairul Anam (Direktur Utama Hariam Kabar Madura), R. Firman Nurbudi Priambodo (Kepala UPT Laboratorium/Studio & Dosen FKIP Universitas Wiraraja), dan Sari Kusumaningrum sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.