Dengan Melestarikan Nilai Budaya Mampu Merawat Potensi Bangsa Indonesia di Ruang Digital
WARTAEVENT.com – Madiun. Meningkatnya pengguna internet di Indonesia di era ini hingga mencapai angka 202,6 juta pengguna. Sebagian besar, sebanyak 170 juta aktif di media sosial dengan durasi penggunaan 3 jam per hari.
Namun, disayangkan banyak hal negatif biasa terjadi di media sosial. Stabby Julionatan, Ketua GPMB & Akademisi Pascasarjana Universitas Indonesia menyampaikan, hal tersebut ialah komentar jahat, informasi hoaks, konten negatif, pertengkaran dan perdebatan, tindakan seksis atau misoginis, dan rasis.
Ia mengatakan, banyak orang senang berkomentar jahat tanpa mengenali seseorang di media sosial, pertengkaran juga kerap terjadi di kolom komentar bahkan yang bersifat rasis dengan membawa agama atau ras.
“Indonesia merupakan negara yang amat besar dan punya potensi yang luar biasa. Apa saja yang biasanya digunakan untuk melemahkan kita sebagai sebuah bangsa yang besar?” tanya Stabby dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021).
Ia mengatakan, apabila kita belajar dari sejarah, kita mudah dipecah dengan adu domba. Kemudian membenturkan masyarakatnya dengan isu-isu SARA. Membangkitkan isu trauma komunis, membakar sentimen kelas-kelas ekonomi dengan menambah kesenjangan agar semakin terlihat, merongrong pancasila dan kebhinnekaan atau meminta pancasila sebagai ideologi negara diubah dan memasukkan paham ideologi asing.
“Paling penting itu menjaga demokrasi dan toleransi. Kalau dalam gambar saja anak-anak bisa duduk bersama dengan agama yang berbeda, seharusnya orang dewasa juga bisa,” ungkapnya.
Menurutnya, hal utama dari agama itu nilai-nilai kemanusiaannya, bukan apa agamanya. Karena semua agama mengajarkan hal baik. Selain butuh untuk berdemokrasi dan toleransi, kita sebagai bangsa Indonesia perlu melestarikan nilai luhur ramah tamah juga sopan santun di dunia digital.
Lamanya waktu penggunaan media sosial bisa buat kita gunakan untuk mengangkat demokrasi dan toleransi. Ia mengimbau agar menggunakan media sosial kita untuk sebarkan nilai demokrasi dan toleransi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (14/9/2021) juga menghadirkan pembicara Siswo Handoyo (Founder Jurnalfaktualnews.com), Dania Kirana (Praktisi Komunikasi, Co-Founder Dako Brand & Communication), I Nengah Suka Arta (Staf Bimas Hindu Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur), dan Rinanti Adya Putri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.
Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)