Event

Hindari Modus Penipuan Digital, Pastikan Simpan 5 Informasi Ini

WARTAEVENT.COM, Kab. Pasuruan – Teknologi yang berkembang makin canggih memang membuat hidup jadi lebih mudah. Sekarang mau melakukan apa saja cukup lewat gadget, dari mencari informasi, beli barang, sampai bayar apa saja. Tapi, berkembangnya teknologi digital ternyata juga punya sisi negatif. Kalau tidak cermat menyimpan informasi pribadi, bisa jadi korban cybercrime yang marak terjadi.

Hal itu dijelaskan, Sutamaji, Dosen IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021).

Ia menambahkan, modus penipuan digital pun makin beragam. Mulai dari yang mengatasnamakan survei demi mengorek data pribadimu, hingga penipuan dengan alasan mendapatkan hadiah atau grand prize istimewa.

Agar tidak jadi korban dari orang yang nggak bertanggung jawab, pastikan simpan selalu informasi pribadi ini rapat-rapat, seperti:

  • Jangan Sembarangan Memberikan Foto dan Nomor KTP

Saat mendaftar ke beberapa aplikasi, biasanya akan diminta mengunggah foto selfie bersama KTP. Jangan sembarangan mengunggah data pribadi ini yang bisa disalahgunakan oknum tak bertanggung jawab. Pelaku bisa berpura-pura menjadi pemilik KTP untuk melakukan pinjaman dana lewat aplikasi fintech atau membeli barang, bahkan membobol akun rekening bank. Untuk mencegah terlibat modus kejahatan ini, sebaiknya hanya berikan foto selfie bersama KTP pada instansi resmi atau layanan online brand besar dan terpercaya.

  • Alamat Rumah

Tak sedikit yang menuliskan alamat rumah dengan lengkap pada profil media sosial atau mengunggah caption yang disertai share loc alias sharing lokasi rumah. Jangan dianggap sepele, informasi penting ini bisa digunakan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan perampokan atau bahkan menggunakan alamat rumahmu untuk memuluskan rencana penipuan.

  • Akun dan Nomor Kartu Bank

Banyak yang tertipu usai memberikan akun dan nomor kartu bank pada oknum yang mengaku berasal dari bank atau layanan online. Padahal verifikasi data pribadi biasanya tidak memerlukan kedua informasi tersebut. Akibatnya, tak sedikit yang tabungannya terkuras atau tiba-tiba dibebani tagihan besar karena penggunaan kartu kredit oleh penipu. Selain menyimpan kedua informasi penting ini, sebaiknya hindari mengunggahnya ke media sosial yang dapat mengundang bahaya penipuan digital.

  • Nomor CVV

CVV atau Card Verification Value merupakan tiga atau empat digit terakhir yang ada di belakang kartu bank dan ada di samping kanan tanda tangan pemilik. Kode unik ini biasanya dijadikan bukti verifikasi dalam melakukan transaksi online, baik saat menggunakan kartu kredit atau debit. Sayangnya, tak banyak yang menyadari saat membagikan informasi penting ini dan berujung pada pembobolan kartu bank. Wajib dijaga kerahasiaannya, hindari menyebutkan atau mengisi formulir yang meminta kode CVV dengan dalih verifikasi data.

  • OTP dan PIN

Saat melakukan beberapa transaksi keuangan secara online, tak jarang bank atau aplikasi akan mengirimkan OTP atau One Time Password ke nomor handphone. Bersifat rahasia, hati-hati jika tiba-tiba ada OTP yang masuk ke ponsel padahal nggak melakukan transaksi apapun. Segera laporkan ke bank dan hindari memberikan OTP pada siapapun. Begitu juga PIN atau Personel Identification Number yang jadi pengaman kartu debit, kartu kredit, dompet digital hingga transaksi pada e-commerce. Hindari memberikan PIN pada siapapun, termasuk oknum yang mengaku petugas bank atau dari layanan online lainnya. Selain itu, biasakan untuk mengganti PIN atau password secara berkala, agar terhindar dari upaya peretasan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (22/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Agung Gita Subakti (Lecturer Specialist S2 Universitas Bina Nusantara), Amidatus Sholihat (Wakil Rektor III ITSNU Pasuruan), Drs. Abdul Rokhim (Kepala SMAN 4 Kota Pasuruan), dan Muhammad Umar (CEO CV. Sekoncoan Group) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. BerlAndaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *