Kecakapan Digital Mampu Melawan Penyebaran Paham Terorisme
WARTAEVENT.com – Banjarmasin. Dibutuhkan kecakapan digital agar tidak terjebak pada ajakan paham radikalisme. Kecakapan digital bisa menumbuhkan sikap kritis dan kehati-hatian dalam menyerap informasi yang mengalir di internet sehingga penyebaran radikalisme dan terorisme bisa diredam.
Hal tersebut dibahas dalam webinar bertema “Bekal Menghadapi Kejahatan Radikal di Dunia Maya” pada Kamis (28/7) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Webinar ini menghadirkan narasumber Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Malikussaleh Kamaruddin Hasan; JaWAra internet sehat Banten Herman Purba; dan Sociopreneur sekaligus konten kreator Kristiyuana.
Kamaruddin menguraikan fenomena di era sekarang ini yang ia sebut “post truth”, yaitu sulit dibedakannya informasi yang benar dan yang keliru. Konten digital yang mengandung unsur radikalisme dan terorisme termasuk dalam kategori “post truth” yang berkesan membodohi publik sekaligus memperalat publik.
Dampak lebih jauh dari terorisme dan radikalisme adalah terpecah-belahnya masyarakat. “Pahami prinsip dan tujuan berkomunikasi di dunia digital. Lalu, percayalah bahwa keragaman adalah keniscayaan dan interaksi berbasis toleransi, serta saling menghargai. Apabila itu diterapkan, niscaya paham-paham teroris dan radikalisme tidak akan mempengaruhi pikiran seseorang,” ujar Kamaruddin.
Sementara itu Herman Purba menambahkan, radikalisme di media sosial adalah salah satu bentuk kejahatan digital yang ditujukan kepada anak-anak atau remaja. Bentuk kejahatan lainnya adalah perundungan siber (cyber bullying) dan eksploitasi seksual anak secara online. Khusus mengenai radikalisme dan terorisme, paham ini berbentuk kampanye atau propaganda yang disebarkan melalui konten digital.