Lemah di 3A, Morotai Tetap Optimis Membangun Destinasi Berkelas Dunia
Warta Event – Jakarta. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morotai memiliki modal yang cukup besar dalam mengembangkan potensi pariwisata. Hamparan pasir putih, beningnya air laut serta beragamnya kekayaan hayati bawah laut sangat memungkinkan Morotai sebagai destinasi berkelas dunia.
Kenyataan ini terungkap saat Pemkab Morotai melaunching Calendar of Event Wonderful Morotai Island Festival pada Jumat malam (21/04/2017) kemarin di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata menuturkan, harus disadari, bahwasannya saat ini Morotai lemah dalam 3A (Aksesbilitas, Amenitas dan Atraksi). Saat ini sudah ada penerbangan reguler ke Morotai dua kali per hari. Morotai memiliki 24 cottages dan tahun ini akan dibangun 100 homestay desa wisata,” ujar Arief Yahya.
Meski demikian, Kata Menpar Arief, Morotai jangan khawatir, pembangunan di daerahnya tersebut terus berjalan. Apabila bandaranya sudah bisa dilandasi pesawat besar, kunjungan wisman akan naik drastis. Tahun ini, Morotai ditargetkan mendatangkan 11 ribu wisman,” kata Menpar Arief Yahya.
Semetara itu, Muhammad Natsir Thaib, Wakil Gubernur Maluku Utara mengatakan, posisi pulau Morotai sangat strategis karena di utara Morotai diapit negara Jepang, Korea, China, Taiwan, Filipina. Di barat ada Singapura dan negara ASEAN. Di selatan ada Australia dan Selandia Baru. Di timur ada republik kepulauan pelau dan negara-negara kepulauan di Pasifik.
Kondisi ini, lanjut Natsir, menyebabkan Morotai seperti sebuah mutiara di bibir pasifik yang menawarkan keindahan dalam berwisata. Keelokan pulau Morotai mulai dari pantai yang eksotis sampai kisah sejarah PD II. Hal ini menjadikan Morotai layak menjadi destinasi wisata kelas dunia.
“Aksesibilitas dan fasilitas publik terus dibangun pemerintah untuk menghidupkan Morotai sebagai destinasi kelas dunia. Morotai Islans Festival 2017 merupakan satu upaya untuk mendorong pembangunan percepatan destinasi pariwisata di kawasan timur Indonesia,” tutup Natsir. [Mirza/Fatoer]