Napak Tilas Sejarah Soekarno dan Hatta di Muntok
Warta Event, Bangka– Kepulauan Bangka Belitung tak hanya memiliki destinasi wisata alam yang indah indah semata, namun juga memiliki wisata sejarah yang menjadi andalan. Salah satunya kota Muntok di Kabupaten Bangka Barat. Muntok menjadi lokasi kedua para pendiri bangsa diasingkan di masa revolusi kemerdekaan pasca Agresi Militer Belanda II pada 18 Desember 1948. Hatta diasingkan ke Bangka pada 22 Desember 1948, Soekarno 2 bulan setelahnya pada Februari 1949.
Kedua para pendiri bangsa ini menempati lokasi yang berbeda, Hatta berada di sebuah wisma di atas Bukit Menumbing sedang Soekarno di Kota Muntok. Awalnya Bung Karno ditempatkan enam hari di Pesanggrahan Menumbing yang terletak sekitar 10 Km atau 20 menit dari kota Muntok.
Wisma ini awalnya adalah tempat peristirahatan bagi karyawan tambang timah pada zaman Belanda sebelum ditempati oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Walau tak terlalu jauh dari pantai, suasananya cukup sejuk di siang hari dan katanya dingin di malam hari. Di dalam bangunan terdapat ruang tamu, ruang rapat, dan kamar yang pernah ditempati oleh Bung Karno.
Selain itu terdapat mobil tua berplat BN -10 yang pernah digunakan Bung Karno selama di Bangka. Selanjutnya adalah potret-potret para pemimpin bangsa ini termasuk surat Soekarno untuk istrinya, Fatmawati. Di Wisma Menumbing kita bisa melihat hamparan laut Tanjung Kalian dari atap bangunan wisma.
Soekarno dipindahkan di Muntok bersama Agus Salim, Moch. Roem dan Sutan Syahrir. Mereka ditempatkan di Wisma Ranggam atau Pesanggrahan Muntok. Tak ada barang-barang peninggalan Soekarno kecuali potret-potretnya di sana. Namun kita bisa melihat kamar tidur yang ditempati oleh Soekarno kala itu.
Selain tempat pengasingan para tokoh bangsa ini, Muntok merupakan ibu kota Kabupaten Bangka Barat. Kota ini juga memiliki beberapa obyek wisata lain seperti Musium Timah, Masjid Jami Muntok, Klenteng Kung Fuk Min, Pantai Tanjung Kalian beserta mercusuar peninggalan Belanda yang masih berfungsi hingga saat ini. Di pantai Tanjung Kalian juga terdapat prasasti pendaratan sekutu saat hendak merebut kembali pulau Bangka dari tangan Jepang dan bangkai kapal sekutu.
Muntok bisa dicapai dalam tiga jam perjalanan darat dari Pangkal Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perjalanan menempuh jarak sekitar 135 kilometer antara Pangkal Pinang dan Muntok itu menyuguhkan pemandangan khas Pulau Bangka dengan kondisi jalan yang mulus.
“Zaman pengasingan di Muntok itu, Bung Karno sangat menyukai kue pelite. Tak hayal jika Muntok dijuluki kota seribu kue,” tutur Yulwan A, Staf Promosi Dinas Pariwisata Propinsi Bangka Belitung. Kue pelite ini diolah dari sagu bersantan berwadah “mangkuk” daun pisang.
Muntok memang kerap disebut “kota seribu kue”. Rasanya tak afdol berkunjung ke Muntok tanpa menikmati jajanan kue. Di seberang Masjid Jami’ dan Kelenteng Kong Fuk Miau, sebuah gerai kue khas Muntok yang dipadati aneka jajanan. Jika anda pas berwisata di Kepulauan Bangka Belitung, sempatkan diri untuk berkunjung ke Muntok. Disini anda akan mengenal lebih sosok Presiden Pertama Soekarno dan Wakilnya, Moh. Hatta.