Agar Destinasi Wisata Tetap Indah, Pemkab Berau Siapkan Perda
Warta Event – Berau. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau tak hanya fokus mempromosikan objek wisata kepada wisatawan. Pemkab juga berusaha keras menjaga keindahan dan kelestarian destinasi wisata di Bumi Batiwakkal, julukan Berau.
Pasalnya, segelintir wisatawan kerap melakukan tindakan yang membahayakan kelestarian objek wisata. Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengaku kerap mendapatkan laporan maupun melihat langsung wisatawan hingga guide yang bertindak tak sewajarnya.
Misalnya, guide menggunakan fin saat berenang di danau ubur-ubur di Kakaban. Menurut Agus, penggunaan fin mengancam kelestarian ubur-ubur tak menyengat di danau itu.
Selain itu, Agus mengaku mendapat laporan ada speedboat dari daerah lain yang membawa wisatawan ke sekitar pantai Pulau Maratua. Para wisatawan tersebut diduga menginjak karang di tempat itu saat berenang.
“Saya ada juga dapat laporan bahwa yang punya-punya kapal besar membawa wisatawan tapi perilaku saat menyelam, sampah hingga tambatnya kapal dapat mengancam kelestarian,” kata Agus.
Menurut Agus, pihaknya selama ini sering mengeluarkan imbauan tegas kepada wisatawan. Namun, imbuan itu ternyata tak mempan karena belum ada aturan khusus. Karena itu, Pemkab Berau akan membuat peraturan daerah dan membentuk tim pengawas.
Pemkab akan menggandeng pihak ketiga untuk mengawasi para wisatawan di objek wisata. “Yang jelas saya tidak lihat luar dalam (guide atau wisatawan). Kami melarang dasarnya harus ada aturan. Kami harus buatkan itu semua,” kata Agus.
Terkait penyelaman, Agus mengaku mendapat masukan agar penyelam dan jadwal diatur di spot yang terdapat ikan schooling (berenang berkelompok).
Menurut Agus, ikan seperti baracuda rentan stres dan tak akan datang ke sebuah spot jika merasa terganggu. Agus juga menyebutkan, keindahan bawah laut menjadi jualan utama objek wisata Kabupaten Berau.
Apalagi, beberapa objek wisata di Berau sudah mendapat pengakuan dunia internasional. Misalnya, Derawan yang dinobatkan oleh CNN sebagai satu dari sepuluh tempat diving terbaik di Asia.
Derawan merupakan satu dari tiga tempat diving di Indonesia yang mendapat predikat mentereng itu. Tiga spot lainnya adalah Raja Ampat di Papua Barat, Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), dan Tulamben (Bali).
Agus mengatakan, butuh waktu lama bagi terumbu karang yang rusak untuk mengembalikan kondisi seperti sedia kala. “Saya akan kejar aturan itu dan nantinya dibuat lengkap. Mulai aturan diving, titip diving, jadwal, maupun aturan-aturan di tempat-tempat wisata,” jelas Agus.
Menpar Arief Yahya selalu mengatakan, kelestarian itu adalah modal dan sekaligus kekuatan pariwisata. Slogannya, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. “Karena itu pariwisata selalu memikirkan sustainable di semua lini,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Industri yang paling sustain, kata Menpar Arief, adalah pariwisata. Tidak merusak alam, tidak menghancurkan budaya, tetapi sebaliknya harus terus dilestarikan. “Itulah aset utama, yang menjadi mesin pariwisata,” lanjut Arief. [Fatkhurrohim]