Gaet Wisman Kuliner dan Belanja, Ini Upaya Pemerintah
Warta Event – Jakarta. Guna meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dengan minat khusus pada wisata kuliner dan belanja (Wiskulja), Deputi Badan Pengembangan Promosi Pariwisata Mancanegara (BP3M) menggelar workshop “Strategi Pemasaran Wisata Kuliner dan Belanja Untuk Wisatawan Mancanegara”.
Workshop yang berlangsung pada tanggal 19-20 September 2017 di Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk, Jakarta ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kunjungan wisman sebanyak 20 juta hingga tahun 2019, serta menjadikan Wiskulja sebagai produk unggulan pariwisata Indonesia.
I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (Deputi BP3M) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengatakan wisata kuliner dan belanja (wiskulja) merupakan dua kegiatan wisata yang tidak pernah terlepaskan dalam setiap perjalanan wisata ke mana pun dan dalam paket wisata apapun.
Namun seiring dengan perkembangan, wiskulja menjadi aktivitas wisata minat khusus karena kegiatannya tidak cukup menjadi pendamping kegiatan wisata pada paket wisata umum tetapi menjadi tujuan perjalanan utama yakni berwisata kuliner dan belanja.
“Indonesia berpotensi menjadi destinasi wisata kuliner yang unggul, namun usaha untuk mewujudkan hal itu tidaklah mudah. Untuk ini perlu dilakukan pengenalan produk terlebih dahulu kepada wisman,” kata I Gde Pitana.
Pengenalan produk wiskulja kepada wisman, kata I Gde Pitana, dapat dilakukan melalui online marketing dan pengenalan produk kuliner Indonesia yang berada di negara asalnya atau taste lokal sehingga akan membawa wisman datang ke Indonesia untuk mengenal dan merasakan langsung kuliner dan belanja di Indonesia.
“Kegiatan workshop ini menjadi penting untuk pengenalan produk wiskulja dan bagaimana strategi pemasarannya dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia,” kata I Gde Pitana.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukan bahwa pengeluaran wisman ketika berwisata di Indonesia rata-rata sekitar Rp5,3 juta dengan rata-rata lama berlibur antara 4-5 hari. Selama mereka berlibur di Bali misalnya, kata Pitana, pengeluaran rata-rata sekitar US$ 300-400 per orang antara lain untuk biaya menginap, makan, paket tur, dan belanja cinderamata.
“Mengingat besarnya kontribusi wiskulja maka perlu ditingkatkan sinergi antara strategi pemasaran dan pengembangan produk wisata kuliner belanja secara khusus sebagai bagian dari perjalanan wisata budaya maupun lainnya,” pungkas Pitana. [Fatkhurrohim]