Abdul Karim Terus Mengembangkan Destinasi Tumpak Sewu
Warta Event – Lumajang. Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki beragam keindahan alam. Mulai dari laut hingga gunung yang melegenda di tanah Jawa, bahkan nusantara. Lumajang pun belum lama ini menemukan “emas” baru bagi penghidupan warga sekitarnya.
Emas baru tersebut adalah air terjun Tumpak Sewu yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo. Mulanya, desa tersebut sepi dari hiruk pikuk aktivitas wisatawan bahkan moda besar yang membawa grup wisatawan.
Akan tetapi semenjak destinasi air terjun Tumpak Sewu diperkenalkan pada 13 Maret 2015 lalu oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bernama Abdul Karim, kini desa tersebut menjadi Desa Wisata yang sudah terbiasa melayani dan tersenyum ketika berpapasan dengan warga asing sebagai wisatawan.
Abdul Karim, Ketua Pokdarwis mengatakan, awalnya Bang Dul, begitu sapaan akrabnya, apa yang bisa diperbuat dan dikembangkan untuk kampungnya. Apalagi, warga di kampungnya masih banyak yang nganggur dan belum berpenghasilan. Pariwisata, adalah alasan yang masuk akal bagi kampungnya. Sebab, Desa Sidomulyo memang memiliki potensi tersebut.
Di kampung ini ada beberapa air terjun. Jika tidak salah dalam hitungannya Ia menyebutkan ada sekitar 10 air terjun. “Dari sekian banyak, kita survey semuanya secara detail bahkan kita lihat dari beberapa sudut. Dan akhirnya, terpilihlah air terjun Tumpak Sewu ini yang kita yakini layak untuk dijual ke wisatawan,” ungkap Karim.
Bukan tanpa alasan, mengapa Bang Dul dan warga setempat memutuskan Tumpak Sewu menjadi pilihan. Dibanding air terjun lain yang ada dan mereka temukan, Tumpak Sewu memiliki keunikan tersendiri, yaitu bentuknya yang setegah lingkaran.
“Tak hanya itu, mata airnya pun datang langsung dari dari tebing. Itu sebabnya Tumpak Sewu tidak pernah mengalami debit air. Itu juga yang menjadi dasar mengapa dinamakan Tumpak Sewu, karena begitu banyaknya sumber mata air yang tak terhitung,” tegas Karim.
Setelah menemukan potensi tersebut, lantas Ia pun mengumpulkan sejumlah teman dan warga sekitar untuk sosialisasi sekaligus menyampaikan niatnya untuk mengembangkan desa wisata di kampungnya.
“Saat itu, sempat mengalami penolakan. Sebab, lokasi Tumpak Sewu menjadi tempat untuk mencari rumput ternak warga. Lagi pula saat itu mereka berfikiran siapa yang mau berkunjung ke tempat tersebut,” ujar Karim lebih lanjut.
Lambat laun, dengan pendekatan yang intens dan berkelanjutan hasilnya pun berbuah manis. “Pelan-pelan kita sadarkan dan buktikan ke warga bahwa kampungnya ini layak menjadi desa wisata. Wargapun kita libatkan. Tanah mereka yang kita gunakan sebagai akses jalan kita sewa berikut dengan komisi 15 persen per bulan,” terangnya.
Yang Dapat Dilakukan Selama di Tumpak Sewu
Kini warga pun sudah mulai merasakan dampak ekonomis dari desa wisata yang dikelola oleh Abdul Karim. Bahkan setiap bulannya terus berkembang. “Saat ini kita sudah mulai memiliki 20 orang guide. Dan setiap guide, maksimal mampu mengkoordinir sebanyak 10 orang,” tambahnya.
Tak hanya itu, Abdul Karim pun menambahkan, jika desa wisatanya dengan Tumpak Sewu sebagai daya tariknya kini rata-rata dikunjungan wisnus sebanyak 2000 lebih per bulan, kemudian 1000 wisman untuk setiap tahunnya. Menariknya lagi, profil wisman yang datang ke Tumpak Sewu ini berasal dsri Negara Spanyol, Portugal, Amerika, Hongkong, Singapura dan Malaysia.
Abdul Karim saat diwawancara sejumlah pewarta pariwisata dari Jakarta pada tanggal 12/4/2017 lalu di pendopo rumahnya menjelaskan, bahwa di kampungnya saat ini sudah ada lima homestay dan masing-masing homestay memiliki dua kamar dengan daya tampung 5-10 orang per kamar. Harganya pun sangat terjangkau yakni Rp50,000 per orang per malam.
Selain menemukan pesona air terjun Tumpak Sewu, Ia pun mulai mengeksplore potensi kampungnya untuk dijadikan paket wisata. Oleh karena kampungnya penghasil salak Prono, maka Ia pun memadukan antara paket wisata adventure dengan wisata agro.
Untuk dapat menikmati dua hal tersebut, Pokdarwis yang dikelola Abdul Karim ini menawarkan paket wisata sehari semalam hanya Rp250.000. harga tersbut sudah termasuk memetik salak, tracking ke bawah air terjun Tumpak Sewu, dan ke Goa Tetes. [Fatkhurrohim]