Ada Dugaan Manipulasi Biaya Promosi Wisata, Ini Jawaban Pihak Kemenparekraf
WARTAEVENT.com – Jakarta. Jagad maya di twitter mulai dari hari Senin hingga hari ini Selasa, 22-23 Februari dihebohkan dengan cuitan dari pemilik akun @mawakresna. Diduga laporan tersebut terjadi pada tahun 2019 dengan nomenklatur masih Kementerian Pariwisata.
Dari postingan di twitter yang disertai data bertuliskan “Dugaan Manipulasi Biaya Promosi Pariwisata dari China ke Indonesia di Kementerian Pariwisata”mendapat like 2.9K, retwitt 1K dan 49 komen dari warganet.
Baca Juga : Asosiasi Perhotelan China Menjadi Tuan Rumah Kongres IHRA 2016
Pemilik akun @mawakresna mengunggah 8 thread disertai dengan 6 image grafis yang diambil dari haluan yang mencatntumkan sumber: LHP BPK terhadap Laporan Keuangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2019 dan 2 threat tulisan tanpa image.
“Kemarin bedah laporan keuangan Kemenhan2019, sekarang ganti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2019. Jadi Kemenpar tahun 2019 punya program pemberian insentif wistawa ke Indonesia. Salah satu programnya meningkatkan wisata dari China ke Indonesia,” cuitan pertama dari akun @mawakresna yang disertai image berupa info grafik.
Di cuitan kedua akun twitter @mawakresna menuliskan “Total realisasi anggaran Rp45,36 miliar yang dikasih ke delapan tour agent dan maskapai. Jadi tour agent ini bakal promosi ke wisatawan China agar mau main ke Indonesia. Singkatnya wisata berdiskon pake duit negara.”
Ada Dugaan Laporan 2 Agent Tour
Tak hanya itu, akun @mawakresna pun memposting dugaan ditemukan dalam laporan 2 agent tour. “Tapi setelah dikasih insentif, malah BPK menemukan ada kejanggalan dalam laporan pertanggungjawaban. Yang menarik itu ada nama wistawan ganda yang ditemukan dalam laporan 2 agent tour. Nilainya sampai Rp1miliar.”
“Temuan pertama kelebihan pembayaran. Ini terjadi karena pelaksanaan nggak sesuai kontrak jadi ada selisih. Totalnya hampir 1 miliar. Tapi ini udah dibalikin ke kas Negara.” Cuitnya lagi.
Ia pun menambahkan, “Ini nih yang kacau. Bagaimana mungkin nama yang sama, tercatat dalam laporan dua agent tour yang berbeda, untuk kegiatan yang sama, tapi duit insentifnya dihitung ganda? Menang banyak dong nih agent tournya~”
Temuan terakhir ada bukti laporan penggunaan insentif yang tidak diyakini kebenarannya oleh BPK. Nilainya sampai Rp26,3 miliar. Seandainya ternyata fiktif ngeri juga ini.
Kemenparekraf Mengklarifikasi
Di akhir thread-nya, pemilik akun @mawakresna menuliskan, “Berharap pak menteri @sandiuno baru yang lagi getol promosi wisata mohon jadi perhatian, supaya promosi2 wisata pakai duit negara tidak sia-sia.”
Sementara itu, Vinsensius Jemadu yang kala itu memegang pasar China saat dikonfirmasi hari ini Selasa (23/02/2021) memberikan klarifikasi dan meyakini sekali jika postingan itu adalah laporan berita yang sangat awal dulu sebelum ada klarifikasi dan berifikasi.
“Terkait kelebihan pembayaran ke wholesaler semua sudah disetor ke negara sesuai hasil pemeriksaan auditor. Selebihnya adalah verifikasi data manifest sudah diserahkan tahun 2019 itu dan semua data sudah dilengkapi,” tambah VJ—sapaan akrabnya.
Baca Juga : China Buat Produk Layar LED untuk All in-One Conference di Ruang Premium
Pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun menegaskan, terkait adanya daftar nama yang sama itu pun sudah diklarifikasi dan dibayarkan ke kas negara,” pungkasnya.
Ketika diminta kembali untuk diklarifikasi oleh redaksi wartaevent.com apakah akan ada upaya klarifikasi ke pemilik akun @mawakresna VJ menjawab singkat “tidak perlu”. [*]
- Penulis dan Editor : Fatkhurrohim
- Image : Twitter