Site icon WARTAEVENT.COM

Akademisi dan Praktisi Media Urun Rembug Soal Idealisme dan Inovasi Bisnis Media, Ini Hasilnya

WARTAEVENT.com – Jakarta. Perkembangan media di Indonesia saat ini tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Tak ayal media online tumbuh besar, melaju pesat sementara media cetak semakin berat bertahan.

Pola perubahan konsumsi media juga menjadikan media harus terus mengembangkan inovasi model bisnisnya, di samping mempertahankan nilai-nilai idealis jurnalisme.

Baca Juga : Cara Bikin Konten untuk Personal Branding

Maka diskusi dan urun rembug isu ini pun dilakukan akademisi komunikasi dan praktisi media saat melakukan launching buku Idealisme Jurnalis & Inovasi Model Bisnis Industri Media (28/2/2022).

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit LP3M LSPR ini diinisiasi oleh LP3M Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR bekerja sama dengan Fakultas Komunikasi, Universitas Padjadjaran Bandung.

Pada kesempatan itu pemantik diskusi adalah 2 orang  perwakilan penulis buku, Dr. Sunarto, Dosen Prodi Magister Komunikasi, Universitas Diponegoro Semarang, Dr. Eni Maryani, Dosen Fikom Universitas Padjadjaran Bandung, Serta Heru Margono, Redaktur Pelaksana Kompas.com, dengan moderator Dr. Lestari Nurhajati, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR.

Dr. Rudi Sukandar, Direktur Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menyampaikan, dengan kehadiran buku yang berisi kumpulan artikel yang ditulis oleh para akademisi, wartawan, dan praktisi media ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan para jurnalis, pers, dan industri media di Indonesia.

Sementara itu Dr. Dadang Rahmat Hidayat mengatakan, berbagai temuan dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang memasuki era digitalisasi telah mengubah praktek media, baik sebagai potensi dan peluang untuk mengembangkan media.

Baca Juga : 7 Tips Menggunakan Media Sosial dengan Bijak

“Namun perkembangan teknologi pun dapat menjadi ancaman bagi media jika tidak dapat melakukan adaptasi dan inovasi sebagai langkah proaktifnya. Disrupsi merupakan ancaman bagi media yang gagal melakukan transformasi, apalagi setelah munculnya pandemi Covid-19,“ ujarnya.

Dr. Sunarto, Dosen Universitas Diponegoro menjelaskan, media baru dan media campuran membantu menciptakan sebuah ‘etika media terbuka’ dan menawarkan sebuah eksploitasi pada bagaimana perkembangan ini mendorong sebuah transisi dari sebuah etika profesi tertutup menjadi sebuah etika yang memberi perhatian pada seluruh warga negara.

Baca Juga : 8 Tanda-Tanda Kalian Kecanduan Media Sosial

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Eni Maryani menyoroti bagaimanapun kekerasan terhadap jurnalis tidak saja dari pihak luar akan tetapi juga bisa terjadi karena tekanan internal dari pemilik institusi media yang menjadikan intitusi medianya sebagai institusi ekonomi atau alat kepentingan politiknya. [*]

Exit mobile version